Soloraya
Selasa, 21 Desember 2021 - 20:35 WIB

Sudah 7 Warga Boyolali Meninggal Tercebur Sumur, 3 di Antaranya Balita

Candra Mantovani  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim gabungan mengevakuasi jenazah bocah balita warga Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, yang tercebur sumur, Minggu (19/12/2021).

Solopos.com, BOYOLALI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali mendata kasus warga meninggal akibat tercebur sumur selama tahun 2021 mencapai tujuh kasus. Dari total tujuh kasus yang ditangani, tiga di antaranya menimpa anak balita.

Tujuh kasus warga tercebur sumur hingga meninggal dunia tersebut diungkapkan oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, ketika berbincang dengan Solopos.com, Selasa (21/12/2021).

Advertisement

Dia mengatakan kasus Nathannael Nehan Ambimanyu, 3, anak balita asal Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, yang meninggal akibat tercebur sumur Minggu (19/12/2021) bukanlah kali pertama terjadi selama 2021. Menurutnya, kasus tersebut merupakan kali ketujuh ditangani dan kasus ketiga yang menimpa balita.

“Kasus meninggal tercebur sumur itu selama setahun ini sudah banyak sekali. Ada tujuh totalnya. Empat kasus menimpa orang dewasa dan tiga kasus menimpa anak-anak,” ucap dia.

Baca juga: Tragis, Bocah 3 Tahun di Mojosongo Boyolali Meninggal Tercebur Sumur

Advertisement

Kurniawan juga mengatakan tujuh kasus selama setahun sudah dikategorikan sangat banyak. Selain kasus yang menimpa manusia, dia juga membeberkan ada sejumlah hewan milik warga yang dievakuasi lantaran tercebur ke dalam sumur.

“Kalau melihat statistiknya angka ini termasuk banyak sekali. Sudah perlu ada perhatian dari warga setempat untuk mengantisipasi jangan sampai hal serupa bisa terulang,” beber dia.

Menutup Bibir Sumur

Kurniawan mengimbau agar masyarakat yang memiliki sumur untuk lebih waspada. Salah satu caranya dengan menutup bibir sumur agar tidak membahayakan anak-anak. Selain itu, dia juga meminta warga bisa memperbaiki ketinggian bibir sumur agar tidak bisa dijangkau anak-anak.

Advertisement

“Standarnya, bibir sumur itu setinggi 1 meter lebih dari tanah. Jadi anak-anak tidak bisa menjangkaunya. Sekarang kebanyakan 40 sentimeter saja dan mudah dijangkau anak-anak. Ini harus menjadi perhatian masyarakat agar lebih berhati-hati agar kasus serupa tidak terulang,” ungkap dia.

Baca juga: Antisipasi Persebaran Omicron, Satgas Covid-19 Boyolali Awasi Pendatang

Sebelumnya diberitakan, anak balita asal Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali ditemukan meninggal setelah sebelumnya tercebur sumur sedalam 23 meter Minggu (19/12/2021). Temuan jenazah tersebut setelah sebelumnya korban dilaporkan menghilang di hari yang sama pada sore hari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif