Soloraya
Kamis, 26 Januari 2023 - 12:50 WIB

Sudah Ada 90 Kasus Suspek, Ribuan Ekor Sapi di Klaten Disasar Vaksinasi LSD

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kulit sapi yang terserang LSD. (bbvetwates.ditjenpkh.pertanian.go.id).

Solopos.com, KLATEN — Petugas kesehatan hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten menggencarkan vaksinasi untuk mencegah persebaran kasus lumpy skin disease atau LSD terhadap ternak sapi.

Vaksinasi dilakukan terutama di daerah yang sudah ditemukan kasus suspek LSD atau kutil sapi yakni di Kecamatan Tulung dan Kecamatan Jatinom. Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Klaten, Triyanto, mengatakan sudah menerima 2.760 dosis vaksin LSD.

Advertisement

Vaksin tersebut sudah disebar di lima pos kesehatan hewan (poskeswan) yakni di Tulung, Jatinom, Karangnongko, Jogonalan, Trucuk, serta kawasan Klaten kota. Sejauh ini, vaksinasi sudah dilakukan di Desa Puluhan, Kecamatan Jatinom, dengan jumlah sapi yang sudah mendapatkan vaksinasi sebanyak 332 ekor.

“Kemudian di Desa Cawan, Kecamatan Jatinom, sebanyak 115 ekor. Hari ini vaksinasi dilakukan di wilayah Pos Kesehatan Hewan Jogonalan,” kata Triyanto saat dihubungi Solopos.com, Kamis (26/1/2023).

Advertisement

“Kemudian di Desa Cawan, Kecamatan Jatinom, sebanyak 115 ekor. Hari ini vaksinasi dilakukan di wilayah Pos Kesehatan Hewan Jogonalan,” kata Triyanto saat dihubungi Solopos.com, Kamis (26/1/2023).

Triyanto menjelaskan DKPP masih menunggu kiriman dosis vaksin dari pemerintah pusat untuk menggencarkan vaksinasi LSD di Klaten. Rencananya, petugas bakal mengambil 10.000 dosis vaksin pada awal Februari.

Terkait jumlah sapi yang terjangkit LSD, Triyanto mengatakan sejauh ini tercatat ada 90 ekor yang tersebar di beberapa kecamatan terutama di Jatinom dan Tulung. Kasus LSD di Klaten terdeteksi sejak awal Januari 2023.

Advertisement

“Langkah-langkah yang dilakukan untuk penanganan yakni biosekuriti, menjaga kebersihan kandang atau penyemprotan, pengobatan, serta vaksinasi,” kata Triyanto.

Sebelumnya, Koordinator Poskeswan Jatinom, Dwi Puji, mengatakan ciri-ciri sapi yang terjangkit LSD yakni nafsu makan menurun, demam, dan ketika demam mereda muncul bentol-bentol pada kulit sapi.

Upaya penanganan dilakukan di antaranya dengan pemberian obat anti nyeri, antiradang, serta antibiotik.  Selain itu, sapi yang terjangkit LSD disarankan untuk dikarantina atau dipisahkan dari sapi lainnya.

Advertisement

Upaya pencegahan juga dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang. Tujuannya, mencegah perkembangbiakan vektor pembawa virus tersebut terutama lalat. Dwi menyebut ternak dengan kondisi kandang yang lembap mudah terjangkit LSD.

“Ternak yang kandangnya lembap cenderung lebih mudah terkena dibandingkan ternak yang kandangnya pencahayaan dan sanitasi cukup bagus,” jelas dia.

Dwi mengatakan angka kematian sapi akibat LSD tidak tinggi. Namun, serangan virus itu berpengaruh pada kondisi ternak yang bobotnya menurun lantaran kehilangan nafsu makan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif