SOLOPOS.COM - Sejarah Gapura Jurug Solo ternyata sudah berusia 101 tahun dan menjadi salah satu cagar budaya Solo. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–Gapura keraton di Jurug ditabrak bus Batik Solo Trans (BST) pada Selasa (14/3/2023), akibatnya beberapa bagian hancur tertabrak bus. Menilik sejarahnya, Gapura Jurug Solo ini diresmikan pada 29 Januari 1922 atau sekitar 101 tahun lalu.

Dari penelusuran Solopos.com dari berbagai sumber, Rabu (15/3/2023), sejarah gapura Jurug Solo merupakan satu dari tujuh gapura Keraton Solo dan berfungsi sebagai batas wilayah Keraton Solo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Selain di Jurug, gapura ada di Kleco, Grogol, Kwarasan, Mojo, Makamhaji, dan Kandangsapi. Sejarah Gapura Jurug di Solo ini tidak lepas dari peran PB X yang membangun dan menjadi hadiah bagi PB X yang telah bertakhta ke-40.

Sementara dilansir Surakarta.go.id, sejarah Gapura Jurug di Solo tidak lepas dari peran Sri Susuhunan Pakubuwono X pada awal abad ke-20 dengan mendirikan tiga gapura di lingkungan keraton yang disebut dengan Margi Tri Gapuraning Ratu (berarti tiga jalan untuk menghadap raja), yaitu Gapura Klewer, Gapura Batangan, dan Gapura Gading.

Tiga buah gapura tersebut mempunyai nilai filosofis bagi keraton sebagai jalan yang harus ditempuh untuk menghadap raja.

Gapura Gladak, dibangun pada 1913 pada saat akan diadakan upacara hari kelahiran Sri Susuhunan Pakubuwono X pada usia 48 tahun. Gapura tersebut kemudian dibangun lagi pada waktu PB X berusia 64 tahun, pada masa ini gapura ini dibangun sebagai bentuk persembahan komunitas Eropa yang tinggal di Kota Solo.

Sedangkan sejarah gapura Jurug di Solo itu merupakan salah satu gapura batas kota dan memiliki arsitektur atau bentuk bangunan yang berbeda dan memiliki nilai filosofis yang tinggi dibandingkan tiga gapura lain di sekitar keraton.

Bangunan yang terdapat pada bangunan gapura batas kota, berbentuk candi bentar dan pada bagian atasnya terdapat kuncup melati. Pada sejarah Gapura Jurug di Solo sebagai gapura batas kota dengan ukuran yang besar akan ditemukan sebuah prasasti pendirian dari gapura tersebut.

Sedangkan untuk gapura Margi Tri Gapuraning Ratu, yaitu Gapura Klewer, Gapura Batangan, dan Gapura Gading memiliki bentuk yang melengkung. Pada lengkungan gapura ini terdapat simbol Keraton Surakarta (radyalaksana) yang terpasang di bagian tertinggi dari gapura ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya