Soloraya
Jumat, 6 Oktober 2023 - 18:22 WIB

Sudah Diberi SP, 40-50 Pedagang Pasar Gedhe Klaten Tetap Belum Aktif Berjualan

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Papan petunjuk dipasang di salah satu pintu masuk Pasar Gedhe Klaten, Jumat (6/10/2023). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Jumlah pedagang yang menempati kios di Pasar Gedhe Klaten terus bertambah sejak keluarnya surat peringatan (SP) pada September lalu. Sebelumnya, pedagang diberi ultimatum agar menempati kios jatah mereka untuk jualan paling lambat akhir September.

Kendati demikian, berdasarkan data Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten, masih ada 40-50 kios atau 20% dari total 400 kios yang belum buka.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Jumat (6/10/2023), kios-kios di lantai II dan III yang sebelumnya tutup sebagian sudah mulai buka untuk jualan. Termasuk kios di sisi pinggir lantai II yang beberapa di antaranya terlihat mulai ada aktivitas jual-beli meski sebagian lain masih.

Sebelumnya, banyak kios di pasar tersebut masih tutup sejak dioperasikan pada 10 Agustus 2023. Kios yang tutup itu terutama di lantai II dan III gedung A Pasar Gedhe Klaten.

Advertisement

Sebelumnya, banyak kios di pasar tersebut masih tutup sejak dioperasikan pada 10 Agustus 2023. Kios yang tutup itu terutama di lantai II dan III gedung A Pasar Gedhe Klaten.

Menindaklanjuti hal itu, DKUKMP Klaten membuat surat peringatan yang ditempel di beberapa sudut pasar agar pedagang yang belum aktif segera berjualan hingga batas waktu akhir September 2023.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan sejak ada surat peringatan tersebut, ada peningkatan jumlah pedagang terutama pedagang kios yang berjualan.

Advertisement

Mulyani mengatakan setelah surat peringatan pertama itu, nantinya ada surat peringatan kedua yang dikeluarkan Oktober ini agar pedagang yang belum berjualan segera memfungsikan kios mereka.

“Nanti kalau masih belum menempati ada peringatan ketiga. Sesuai prosedurnya seperti itu. Kalau peringatan ketiga mereka tidak menempati, ya sudah [kios diambil alih Pemkab untuk ditawarkan ke pedagang lain yang ingin berjualan],” kata Mulyani.

Peresmian Pasar Gedhe Klaten

Soal peresmian Pasar Gedhe Klaten, Mulyani mengatakan masih menunggu informasi lebih lanjut dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sambil menunggu kepastian waktu peresmian, berbagai persiapan dilakukan.

Advertisement

Pada Jumat (6/10/2023), Mulyani bersama sejumlah pejabat Pemkab mengecek kondisi Pasar Gedhe Klaten. Selain mengecek kondisi lantai I-III, Mulyani mengecek kondisi bagian belakang pasar tersebut.

Mulyani mengatakan penataan pasar tersebut terus dilakukan. Pasar kini sudah dilengkapi penunjuk arah zonasi pedagang guna memudahkan warga yang berbelanja di pasar tersebut. Selain itu, Pemkab mendorong pedagang segera aktif berjualan.

Penertiban pedagang oprokan untuk menaati jam beroperasi juga dilakukan oleh dinas terkait termasuk Satpol PP dan Damkar Klaten. Mulyani mengingatkan pedagang oprokan boleh berjualan dengan ketentuan dibatasi hingga pukul 07.00 WIB.

Advertisement

“Jadi oprokan pukul 07.00 WIB harus bersih. Karena kalau tidak nanti dari Satpol PP akan melakukan tindakan tegas karena lokasinya memang bukan untuk jualan. Kalau melebihi jam itu kasihan pedagang di dalam jadi tidak laku,” kata Mulyani saat ditemui di Pasar Gedhe Klaten, Jumat.

Kepala DKUKMP Klaten, Anang Widjatmoko, mengatakan jumlah pedagang kios yang buka bertambah setelah ada surat peringatan pertama. Hampir 80 persen pedagang kios dari jumlah sekitar 400 unit kini sudah aktif berjualan.

Anang mengatakan Oktober ini sudah ada peringatan kedua agar pedagang yang belum aktif untuk segera berjualan. “Tinggal sekitar 20 persen atau antara 40-50 kios [yang belum buka],” jelas Anang.

Disinggung alasan pedagang yang belum membuka kios meski sudah mengambil hak menempati, Anang mengatakan beragam. Ada yang masih menyelesaikan kontrak tempat jualan di luar pasar, kondisinya sudah sepuh dan tidak bisa lagi berjualan, hingga ada yang kehabisan modal saat berjualan di pasar darurat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif