SOLOPOS.COM - Salah satu warga, Siti Aminah, 41, kehilangan ponsel ketika mengikuti Garebeg Mulud (Sekaten) Tahun Jimawal 1957 di halaman Masjid Agung Solo, Kamis (28/9/2023). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–Sejumlah warga kehilangan ponsel ketika memperebutkan bahan pangan pada gunungan Garebeg Mulud atau Sekaten Tahun Jimawal 1957 di halaman Masjid Agung Solo, Kamis (28/9/2023).

Pantauan Solopos.com, pukul 11.30 WIB, sejumlah orang mendatangi kantor Masjid Agung Solo untuk meminta bantuan petugas mengumumkan ponsel mereka hilang. Warga yang kehilangan ponsel diarahkan membuat aduan ke kepolisian.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Salah satunya Siti Aminah, 41, yang kehilangan ponsel ketika ikut dalam kerumunan warga yang memperebutkan bahan pangan pada gunungan Garebeg Mulud Tahun Jimawal 1957. Siti tidak mendapatkan bahan makanan pada gunungan.

“Tadi HP-nya saya masukin tas, sudah saya klik. Setelah rebutan ingin menghubungi teman saya HP-nya sudah gak ada,” kata dia.

Menurut dia, kondisinya sulit bergerak maju dan mundur ketika warga berebutan gunungan Garebeg Mulud. Siti sempat jatuh ketika berdesakan dengan ribuan orang lain.

Selain ponsel, lanjut dia, uang Rp500.000 di tas selempangnya juga hilang. Dia berharap orang yang mengambil atau mencopet barangnya mengembalikan data yang ada di ponselnya.  Siti tak akan melaporkan ke polisi bagi yang mau mengembalikan data ponselnya. “HP itu penting buat kerja,” jelas dia.

Warga Baluwarti, Gista, 12, juga kehilangan ponselnya yang berada di kantong celana. Gista ikut merebutkan bahan makanan. Gista gagal mendapatkan bahan makanan dan justru kehilangan ponsel.

“Saya sadar HP hilang waktu berpisah sama teman,” jelasnya. Gista sempat menghubungi nomor teleponnya serta mengirim Whatsapp, namun tak ada respons.

Adapun sebanyak 1.000 orang mengikuti tradisi Hajad dalem Garebeg Mulud (Sekaten) Tahun Jimawal 1957 dengan kirab gunungan dari Keraton Solo menuju Masjid Agung Solo.

Peserta kirab masuk ke serambi Masjid Agung Solo sekitar pukul 10.30 WIB. Penghulu Tafsir Anom Keraton Kasunanan Solo Kanjeng Raden Tumenggung KH Muhtarom memimpin doa. Sementara dua pasang gunungan diletakkan di halaman Masjid Agung Solo.

Namun, ketika doa belum usai warga sudah berusaha mengambil gunungan. Petugas gabungan serta abdi dalem sempat mencegah, namun saking banyaknya orang satu gunungan terdiri dari sayuran direbutkan warga.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya