SOLOPOS.COM - pesepeda melintasi JPO Manahan, Rabu (18/4/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLO —Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Manahan dibangun untuk menyambung konektivitas antara Jalan Sam Ratulangi (Gremet) dan Jalan Hasanuddin (Badran) Solo. Khusus digunakan bagi pejalan kaki dan para pesepeda untuk menyeberang, JPO Manahan resmi di buka pada Senin (17/4/2023).

Solopos.com mengunjungi JPO pada hari ketiga JPO Manahan di resmikan, pada Rabu (18/4/2023) malam. Terlihat sejumlah pesepeda dan para pejalan kaki yang melewati JPO tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Keindahan desain JPO Manahan cukup mencuri perhatian para pengendara yang melintasi Jalan Samratulangi ataupun Jalan Hasanudin. JPO Manahan terlihat berdiri cukup tinggi dan kokoh di atas perlintasan rel kereta. Kemudian, terdapat atap peneduh jembatan yang berwarna putih dengan desain melengkung menambah nilai estetika jembatan ketika dilihat dari pinggir jalan raya.

Adapun Solopos.com mendapati beberapa sepeda motor terparkir di seberang jalan dekat JPO Manahan. Mereka sengaja memarkirkan sepeda motor tersebut untuk menuntaskan rasa penasarannya.

Di JPO Manahan, pejalan kaki bisa sesekali menyaksikan kereta melintas dijalurnya. Jembatan ini dilengkapi dengan fasilitas atap peneduh yang sengaja didesain untuk melindungi pesepeda atau pejalan kaki dari panasnya terik matahari ataupun saat hujan mengguyur. Selain itu, sisi kanan kiri jembatan dilengkapi dengan pagar besi warna hitam pekat setinggi pinggang orang dewasa untuk menjaga keamanan.

Ada pula jalur sepeda yang dibuat di tengah jalan untuk membagi jalur pejalan kaki menjadi ruas. JPO Manahan punya lantai dasar berwarna abu-abu gelap dan dilengkapi garis kuning sebagai batas aman untuk dilewati pejalan kaki.

JPO Manahan tetap terlihat indah dan tidak gelap saat malam hari. Karena langit-langit pada atap pelindung jembatan dilengkapi dengan lampu penerangan yang cukup.

Namun, JPO belum dilengkapi kamera CCTV untuk meningkatkan keamanan pejalan kaki saat melintas di situ. Meningat suasana pada malam hari dan siang hari di lokasi tersebut tidak begitu ramai.

Kemudian Solopos.com juga tidak menemukan tong sampah di sepanjang jembatan, untuk mengantisipasi pengguna JPO agar tidak membuang sampah sembarangan.

Selain itu belum ada fasilitas bagi para kaum difabel seperti pemandu jalan atau guiding block. Ataupun lift bagi difabel dan orang lansia mengingat pengguna JPO mesti naik turun lewat anak tangga yang cukup tinggi.

Salah satu warga Baluwarti yang penasaran dengan JPO Manahan, Joko Sutrisno, menghampiri jembatan bersama dua anak dan istrinya. Joko mengaku ingin melihat kondisi JPO Manahan yang sudah resmi dibuka.

“Dulu lihat prosesnya, tadi lewat kok udah dibuka, jadi sekalian ke sini mampir [karena penasaran],” jelas dia saat ditemui di lokasi jembatan, Rabu (18/4/2023).

Joko menilai JPO Manahan yang dibangun cukup bagus. Bersama dua anak dan istri, mereka berempat mengabadikan momen dan berswafoto di JPO Manahan.

Kemudian, pesepeda asal Pajang, Aliudin, mengaku hanya sekadar lewat di Jalan Hasanudin, namun tidak sengaja melihat JPO Manahan sudah dibuka untuk umum. Seketika Aliudin bersama satu temannya mendatangi secara langsung JPO Manahan yang sudah jadi.

“Jadi penghubung, jarak tempuhnya kalau sebelum ada ini muter, sekarang ada ini jadi lebih praktis dan lebih menghemat waktu,” papar dia.

Menurut Aliudin, JPO Manahan akhirnya mempermudah para pesepeda saat menyeberangi rel kereta di Manahan sehingga tidak perlu melintasi perlintasan sebidang Pasar Nongko. Aliudin mengaku sebelum dibangun, seringkali dirinya harus terlebih dahulu memutar lewat perlintasan sebidang Pasar Nongko dan memakan sejumlah waktu untuk sampai di Manahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya