Soloraya
Minggu, 19 Juli 2020 - 18:43 WIB

Sudah Sosialisasi Kasus Masih Melonjak, Pemkab Wonogiri Akan Beberkan Data Covid-19

Aris Munandar  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wonogiri akan ubah narasi sosialisasi Covid-19 kepada mayarakat. Inisiatif tersebut muncul sebagai respon adanya lonjakan kasus baru Covid-19 Wonogiri.

Covid-19 Dunia: Waduh Biyung! Jumlah Kasus Indonesia Salip China

Advertisement

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wonogiri, Joko Sutopo (Jekek), mengatakan gugus tugas akan memperkuat kembali sosialisasi keliling yang dilakukan oleh anggota gugus tugas, pemerintah kecamatan dan pemerintah desa.

Sosialisasi semacam itu, menurut dia, sudah dilakukan di Wonogiri sejak awal pandemi dan dinilai efektif. Saat ini akan ditingkatkan secara masif.

Update Kasus Covid-19 Indonesia 19 Juli: Positif Tambah 1.639, Sembuh Tambah 2.133

Advertisement

"Kami akan mencoba redesign lagi cara sosialisasi atau penyampaian Covid-19 kepada masyarakat. Selain itu juga akan diperkuat melalui sosial media," kata Jekek kepada wartawan, Jumat (17/7/2020).

Dahulu, narasi sosialisasi berupa peringatan bahwa ada pagebluk atau pandemi Covid-19. Warga diimbau untuk memakai masker, rajin cuci tangan dan keluar rumah jika ada kepentingan mendesak saja.

Damkar Sukoharjo Soroti Jalan Kampung Ditutup Portal, Hambat Pemadaman Kebakaran

Advertisement

Kini, sosialisasi akan dipaparkan mengenai jumlah kasus Covid-19 di Wonogiri, statistik persebaran, jumlah kematian dan lain-lain. Pada intinya sosialisasi berkaitan dengan kondisi Covid-19 di Wonogiri.

Jekek menegaskan, sosialisasi dan narasi berbasis kultural menjadi kunci utama. Tujuannya agar mudah dipahami masyarakat. Sehingga kedisiplinan dan tata cara hidup baru bisa terbentuk di masyarakat.

Kasus Naik Terus, Kapasitas Rumah Sakit Darurat Covid-19 Boyolali Ditambah

"Istilah pandemi diganti dengan pagebluk. Kami gunakan istilah ODP dan PDP saja. Kalau pakai suspect dan istilah baru lainnya masyarakat tidak paham. Beda istilah tapi subtansinya sama," kata Jekek.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif