SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani milenial (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO – Untuk membangkitkan minat generasi muda dan regenerasi petani di sektor pertanian, Pemkab Sukoharjo melakukan sejumlah cara. Salah satunya dengan melontarkan usulan menjadikan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Nguter sebagai pusat pengembangan dan pelatihan petani milenial di Sukoharjo.

Sukoharjo merupakan salah satu daerah lumbung padi dan penyangga ketahanan pangan di Jawa Tengah. Pasokan air ke lahan pertanian nyaris tak ada kendala lantaran air Dam Colo mengalir ke saluran irigasi di sebagian wilayah Sukoharjo. Para petani diharapkan menjaga surplus setiap tahun yakni 119.792 ton.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengatakan pemerintah berupaya membangkitkan minat kaum muda atau generasi milenial untuk terjun ke sektor pertanian. Salah satunya dengan mendeklarasikan gerakan membangun petani milenial (Gerbang Tami) pada pertengahan 2022.

“Nantinya, BPP Nguter bakal menjadi sekretariat Gerbang Tami sekaligus menjadi pusat pengembangan dan pelatihan petani milenial di Sukoharjo. Kalangan anak muda yang berminat terjun ke sektor pertanian bisa belajar di BPP Nguter,” kata dia, Selasa (27/6/2023).

Guna mempercepat regenerasi petani, sejumlah strategi diterapkan mulai dari meningkatkan kapasitas petani milenial hingga pelatihan berbasis online. Pemerintah juga telah memetakan kawasan industri pangan dan pertanian di Kabupaten Jamu ini.

Transformasi usaha tani juga digencarkan demi menarik minat kalangan muda untuk mengembangkan sektor pertanian di wilayah masing-masing. “Salah satu problem pengembangan sektor pertanian adalah regenerasi petani. Hampir 90% petani di Indonesia berusia di atas 45 tahun. Bagaimana masa depan sektor pertanian lima-10 tahun mendatang jika tidak ada regenerasi petani,” papar dia.

Menurut Bagas, pengembangan pertanian modern membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dan memahami teknologi informasi. Para petani milenial bisa mengoptimalkan pemasaran produk-produk pertanian dengan memanfaatkan teknologi, terutama melalui media sosial (medsos).

Apabila regenerasi petani berjalan hal ini bisa mewujudkan ketahanan pangan yang kuat dan mandiri. “Para petani muda ini didorong juga menjadi pengurus lembaga usaha tani seperti kelompok tani dan gabungan kelompok tani (gapoktan). Sehingga, mereka juga memahami mengelola organisasi pertanian di tataran paling bawah,” ujar dia.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, mendukung penuh upaya meregenerasi petani melalui pemberdayaan petani milenial. Pemerintah bakal memberikan bantuan dan fasilitas agar regenerasi milenial berjalan berkelanjutan. Fasilitas tersebut berupa pelatihan maupun kerja sama dengan instansi lain. Para petani milenial juga bisa belajar pengembangan agrowisata dengan mengombinasikan pertanian dan wisata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya