SOLOPOS.COM - • Salah seorang penjual umbul-umbul dan bendera merah putih asal Garut, Jawa Barat, yang berjualan di sekitar Jalan Raya Nguter, Sukoharjo, Selasa (2/8/2022). (Solopos.com/ Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SUKOHARJO – Sejumlah penjual musiman umbul-umbul dan bendera merah putih mulai melapak di jalan utama Kabupaten Sukoharjo. Menariknya, mayoritas mereka berasal dari Garut, Jawa Barat.

Informasi mengenai mayoritas penjual umbul-umbul dan bendera dari Sukoharjo itu disampaikan, Miyanto, Selasa (2/8/2022). Miyanto merupakan salah seorang penjual umbul-umbul kelahiran Sukoharjo yang kemudian merantau ke Garut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Menjelang Agustusan ia biasanya ke Sukoharjo untuk jualan umbul-umbul dan bendera merah putih. Menurutnya hampir 90% penjual umbul-umbul berasal dari Garut.

Miyanto membuka usahanya di Jalan Raya Nguter, Sukoharjo. “Saya baru satu minggu [pekan] jualan di sini [Jalan Raya Nguter-Sukoharjo], namun sudah menekuni usaha ini sejak 2007,” kata Miyanto.

Pria kelahiran Sukoharjo itu mengaku biasanya mendapat keuntungan rata-rata Rp300.000 per hari, namun belakangan sepi pembeli. “Untuk harga ada yang Rp15.000, Rp20.000, sampai Rp35.000,” lanjutnya.

Baca juga: Kenapa Bendera Indonesia dan Monako Sama? Begini Sejarahnya

Miyanto mendapatkan modal usaha jualan umbul-umbul dia dapat dari pinjaman Bank Rakyat Indonesia (BRI). Uang pinjaman tersebut kemudian dibelikan bendera dan umbul-umbul menjelang 17 Agustus.

Miyanto menerangkan lebih memilih berjualan di Sukoharjo karena Garut tempat produsen bendera dan umbul-umbul. “90% pedagang umbul- umbul di sini dari Garut, karena di sana [Garut] pusat produksinya,” kata Miyanto.

Miyanto mengatakan persaingan antar pedagang terjadi dalam penentuan harga bendera. Karena tiap pedagang bisa menentukan sendiri harga tiap satuan bendera.

Pedagang lain berlokasi di sekitar SPBU Besar Gayam, Sukoharjo, Ajum Permana mengaku sudah tiga kali berjualan sejak ada acara kemerdekaan. Ia mengaku dagangannya tidak selalu laris. Sejak sepuluh hari berjualan masih sepi.

“Saya jauh-jauh ke Sukoharjo cari makan, ada anak saya juga jualan di tempat lain,” kata pria yang akrab disapa Jum itu.

Baca juga: PEDAGANG MUSIMAN : Penjualan Bendera Turun 60%

Jum mengaku mengeluarkan modal Rp3 juta untuk membeli barang dagangan. Ia tidak memproduksi sendiri melainkan membeli dari pengepul. Jika barang tidak habis, akan dijual tahun depan.

Jum mendapatkan keuntungan rata-rata per hari Rp200.000. Bendera dan umbul-umbul yang ia tawarkan berkisar Rp20.000 hingga Rp30.000 karena jika mematok harga lebih tinggi tidak laku.

“Saya numpang jualan di lahan pedagang lain, namun bila mereka buka juga tidak mempermasalahkan. Tidak ada sewa lahan, dan pemilik mengizinkan,” kata Jum.

Selama ini Jum lebih memilih merantau ke Sukoharjo karena Garut pusat penghasil umbul-umbul dan bendera sehingga tidak mungkin laku jika berjualan di Garut.

Baca juga: Pedagang Keluhkan Omzet Turun, Polisi Madiun Borong Bendera Merah Putih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya