SOLOPOS.COM - Petugas memasang barikade di Terminal Sukoharjo menuju kawasan kota kabupaten pada Jumat (9/7/2021). (Istimewa/Dishub Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Gerakan Sukoharjo di Rumah Saja yang digulirkan Pemkab Sukoharjo pada Sabtu dan Minggu untuk mendukung penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat memengaruhi pergerakan manusia di wilayah setempat.

Selama pelaksanaan PPKM Darurat sejak 3 Juli 2021, mobilitas masyarakat Sukoharjo turun sekitar 30 persen.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Diketahui, PPKM Darurat digelar 3-20 Juli 2021. Pihak berwenang pun melakukan penyekatan ruas jalan dilakukan di tiga wilayah yakni pusat kota Sukoharjo, Solo Baru, dan Kartasura karena dinilai paling tinggi mobilitas penduduk dan pusat keramaian. Setidaknya ada 13 ruas jalan yang disekat selama 24 jam di tiga wilayah tersebut.

Baca juga: Siap-Siap, Pelanggar Prokes Di Sukoharjo Bakal Dikenai Pasal Tindak Pidana Ringan

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sukoharjo, Toni Sri Buntoro, mengatakan penyekatan ruas jalan dilakukan guna memperkuat penerapan PPKM Darurat dengan tujuan menekan mobilitas masyarakat.

“Penurunan mobilitas masyarakat sekitar 30 persen. Sekarang kondisi jalan cukup sepi. Tak banyak masyarakat yang bepergian ke luar rumah,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Senin (12/7/2021).

Dia menerangkan pemerintah juga memutus aliran listrik lampu penerangan jalan umum (PJU) di sejumlah lokasi pusat keramaian pada malam hari. Misalnya di Alun-alun Satya Negara, simpang empat Patung Jamu-simpang lima atau Proliman Sukoharjo, kawasan Patung Kuda dan sekitar The Park Mall, Solo Baru.

Baca juga: Gerakan di Rumah Saja, Seluruh Pasar hingga Minimarket Sukoharjo Ditutup

Langkah ini untuk mengurangi aktivitas masyarakat yang kerap nongkrong di lokasi tersebut. Tak ada lagi para pedagang kaki lima (PKL) yang menggelar lapak di trotoar jalan. Begitu pula kondisi arus lalu lintas yang lengang.

“Masyarakat memilih beraktivitas di dalam rumah lantaran tak ada lagi pedagang yang berjualan makanan dan minuman. Mobilitas masyarakat ditekan semaksimal mungkin sebagai bagian dari upaya pencegahan Covid-19,” ujar dia.

Penutupan Seluruh Pasar 2 Hari

Toni menyebut gerakan Sukoharjo di Rumah Saja berandil dalam menekan mobilitas masyarakat untuk bepergian ke luar rumah. Kebijakan ini diikuti penutupan seluruh pasar tradisional, pusat perbelanjaan, swalayan, hingga toko modern selama dua hari.

Baca juga: Vaksinasi Mandiri Berbayar di Kimia Farma Sukoharjo Ditunda, Warga Kecewa

Lebih jauh, Toni menyampaikan bakal berkoordinasi dengan satgas penanganan Covid-19 Sukoharjo untuk menyinkronkan kebijakan pengetatan pembatasan kegiatan usaha dan masyarakat.

“Kami evaluasi juga penyekatan ruas jalan. Apakah perlu ditambah atau justru dikurangi jumlah ruas jalan yang disekat,” papar dia.

Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dishub Sukoharjo, Ahmad Saryono, menyatakan masih ada pelanggaran penyekatan jalan di sejumlah lokasi. Para pengendara sepeda motor nekat menerobos water barrier di simpang empat Mandan dan Setran, Bulakrejo.

Baca juga: Iduladha di Sukoharjo: Malam Takbiran Ditiadakan, Salat Id di Rumah Saja

Petugas melakukan patroli keliling untuk membenahi water barrier yang digeser para pengguna jalan.

“Kami juga menggandeng masyarakat yang juga melakukan penutupan akses jalan perkampungan. Frekuensi patroli keliling pada malam hari ditingkatkan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya