Soloraya
Senin, 10 Januari 2022 - 19:57 WIB

Sumanto Kini Sendirian setelah Rumah Satu RT Terdampak Tol Solo-Jogja

Taufiq Sidik Prakoso  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Masjid terdampak tol Solo-Jogja di Dukuh Ngentak, RT 14, Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, masih berdiri, Senin (10/1/2022). Permukiman di wilayah RT 14 kini sudah rata dengan tanah. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Proyek jalan tol Solo-Jogja membuat perkampungan satu RT di wilayah Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, kini rata dengan tanah. Mayoritas warga yang sebelumnya tinggal di kampung itu pindah rumah ke luar desa.

Salah satu warga, Sumanto, 58, mengatakan seluruh rumah warga RT 14, Dukuh Ngentak, terdampak tol dan kini sudah rata dengan tanah. Warga yang sebelumnya tinggal satu kampung kini sudah berpencar dan memulai kehidupan di rumah baru.

Advertisement

Kini hanya tinggal Sumanto seorang diri di RT tersebut. Rumahnya tidak terdampak tol, kecuali sawah yang berada di belakang rumahnya.

Sami bubar dewe-dewe. Enten sing teng Segaran, Delanggu, hingga Juwiring [sudah berpisah-pisah. Ada yang di Segaran, Delanggu, hingga Juwiring],” kata Manto, Senin (10/1/2021).

Advertisement

Sami bubar dewe-dewe. Enten sing teng Segaran, Delanggu, hingga Juwiring [sudah berpisah-pisah. Ada yang di Segaran, Delanggu, hingga Juwiring],” kata Manto, Senin (10/1/2021).

Baca Juga: Terdampak Tol Solo-Jogja, Permukiman 1 RT di Kranggan Rata dengan Tanah

Sejak lahannya terdampak tol Solo-Jogja, Manto telah menerima uang ganti rugi. Uang tersebut digunakan untuk membeli sawah pengganti di depan rumahnya.

Advertisement

Meski demikian, Manto bersyukur rumahnya tidak ikut terdampak tol meski dari satu wilayah RT hanya tersisa rumahnya yang kini berdiri. Manto tak perlu beradaptasi di tempat baru termasuk menjalankan usaha berjualan soto di depan rumah. “Karena sudah cocok untuk usaha di sini,” kata dia.

Baca Juga: PN Klaten Tolak 30 Gugatan Tol Solo-Jogja, 13 Orang Ajukan Kasasi

Satu RT di wilayah Dukuh Ngentak, RT 14, Desa Kranggan, dihuni sekitar 27 keluarga. Kini permukiman itu rata dengan tanah. Tersisa satu bangunan masjid serta kompleks makam terdiri atas 100-an nisan yang masih berada pada bekas kampung tersebut.

Advertisement

Warga kampung itu sudah mulai pindah dan membongkar rumah mereka pada Juli 2021 setelah menerima uang ganti rugi tol. Sekitar November 2021, perkampungan itu sudah rata dengan tanah.

Mayoritas warga pindah ke luar kampung. Ada yang pindah di desa tetangga seperti di Desa Segaran, Kecamatan Delanggu. Ada pula yang pindah ke wilayah Kecamatan Juwiring.

Baca Juga: Bebaskan 45 Bidang di Ngawen, Tim Tol Solo-Jogja Cairkan Rp51 Miliar

Advertisement

Permukiman terdampak tol juga berada di wilayah RT 09. Hanya, mayoritas warga terdampak tol di RT 09 pindah ke lokasi lain masih di Kranggan.

“RT 09 juga terdampak namun sebagian. Yang satu wilayah RT terdampak di RT 14 itu,” ujar Kepala Desa (Kades) Kranggan, Gunawan Budi Utomo, saat ditemui Solopos.com, Senin (10/1).

Gunawan menjelaskan proses pembebasan lahan terdampak tol di Kranggan berlangsung lancar. Dia juga memastikan tak ada jalan desa yang ditutup gegara proyek pembangunan jalan tol.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif