SOLOPOS.COM - Kali Sunden merupakan satu-satunya sumber mata air di Desa Jemowo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Warga desa itu kekurangan air bersih menyusul minimnya pasokan air. Foto diambil Selasa (11/6/2013). ( Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)


Kali Sunden merupakan satu-satunya sumber mata air di Desa Jemowo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Warga desa itu kekurangan air bersih menyusul minimnya pasokan air. Foto diambil Selasa (11/6/2013). (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI--Meski intensitas hujan di Kabupaten Boyolali dalam beberapa hari terakhir ini cukup tinggi, namun 1.576 kepala keluarga (KK) di Desa Jemowo, Kecamatan Musuk, masih kesulitan memperoleh air bersih.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pasokan air dari Kali Suden yang merupakan satu-satunya sumber air di desa itu tidak mencukupi kebutuhan semua warga.  Kondisi tersebut diakui Kepala Desa (Kades) Jemowo, Untung Widada.

“Kali Suden merupakan satu-satunya sumber air di desa ini, tapi dengan debit air yang hanya sekitar 0,6 liter/detik, tidak bisa memenuhi kebutuhan semua warga di delapan RT. Sementara sumber lainnya tidak ada sama sekali,” ungkap Untung ketika ditemui wartawan di Desa Jemowo, Selasa (11/6/2013).

Jika musim hujan, warga memperoleh pasokan air di desa tersebut rata-rata dari tadahan air hujan. Sedangkan saat musim kemarau, praktis tidak ada pasokan air sehingga warga harus membeli air.

“Kebutuhannya selain untuk minum dan masak, serta cuci-cuci, air juga dibutuhkan warga untuk sapi perah,” terangnya.

Kadus 1, Ngatimo menambahkan sejak April 2013 lalu pun warga setempat sudah mulai membeli air bersih. Meskipun dalam beberapa waktu terakhir ini hujan turun, pasokan air tidak bisa mencukupi kebutuhan untuk semua warga desa itu.

“Sudah 1,5 bulan ini warga membeli air bersih. Satu tangki yang berisi sekitar 5.000 hingga 6.000 liter air, dengan harga Rp100.000 hingga Rp150.000 per tangkinya. Kalau warga beternak sapi perah, rata-rata satu pekan satu tangki itu sudah habis dan harus membeli lagi,” papar Ngatimo.

Untung menambahkan belum lama ini dirinya sudah pernah menanyakan kemungkinan bantuan air bersih bagi warga Desa Jemowo melalui program nasional penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas). Sayangnya, ketiadaan sumber mata air di desa menyebabkan desa itu tidak masuk kriteria untuk bisa mendapatkan fasilitas dalam program tersebut.

“Kalau menurut penjelasan peneliti geologi dari UGM, di sini [Desa Jemowo] memang bentuk batuannya yang lain, tidak bisa menampung air. Selain itu, dari debit air saja tidak masuk, sehingga tidak bisa jika diberi fasilitas program pansimas itu,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya