SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi air (Dok/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI--Dua sumur artesis di Desa Cermo, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, yang selama ini menjadi andalan dalam memperoleh air bersih, dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini tak lagi bisa dimanfaatkan oleh warga desa setempat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pompa dan genset salah satu dari dua sumur artesis tersebut, saat ini dalam kondisi rusak. Sementara air dari sumur artesis lainnya, terasa asin sehingga tak bisa lagi dikonsumsi.

Ratusan warga di desa itu pun terpaksa harus mengambil air dari beberapa sumber yang berada di kawasan Tlatar, Kecamatan Boyolali.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kamis (18/4/2013), dua sumur artesis tersebut, satu di antaranya dibangun dengan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) 2009 lalu. Sedangkan pembuatan sumur artesis lainnya bersumber dari sumbangan pihak ketiga.

Satu dari dua sumur artesis yang berlokasi di Dukuh Taruluyo itu semula dapat dimanfaatkan hingga 250 kepala keluarga (KK) di dukuh setempat. Sementara sumur artesis kedua yang debit airnya lebih besar, bahkan bisa mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga Desa Cermo yang jumlah warganya mencapai 723 KK.

“Tapi sudah dua bulan terakhir ini, pompa dan genset sumur artesis itu rusak. Sementara air dari sumur satunya tidak bisa dikonsumsi karena rasanya asin. Sapi saja tidak suka. Dipakai untuk mencuci pun terasa licin, tidak tahu apa sebabnya,” tutur Danang, 35, salah seorang warga Dukuh Taruluyo, ketika ditemui wartawan, di sela-sela aktivitasnya, Kamis.

Berjalan 4 Km

Akibat kondisi kedua sumur artesis tersebut, Danang mengungkapkan warga desa terpaksa harus mencari air bersih ke sejumlah sumber air di Tlatar yang berjarak sekitar empat hingga lima kilometer (km) dari desa mereka dengan kondisi jalan yang memprihatinkan. Sedangkan jika membeli, untuk satu tangki air berisi 5.000 liter, warga harus membayar hingga Rp125.000.

“Untuk memperoleh air, ya warga sepakat iuran agar bisa mendapatkan air dari Tlatar,” imbuh Danang.

Danang berharap ada perhatian dari pemerintah setempat terhadap persoalan ketersediaan air bersih bagi warga Desa Cermo tersebut.

“Ya kami berharap mudah-mudahan ada perhatian dari pemerintah,” tandasnya.

Kondisi dua sumur artesis tersebut diakui Kepala Desa (Kades) Cermo, Suranto. Ditemui seusai dilantik di Pendapa Kantor Bupati Boyolali, Kamis, Suranto menerangkan rusaknya pipa dan genset salah satu sumur artesis tersebut karena dimanfaatkan setiap hari oleh warga tanpa ada cadangan atau pengganti.

“Ya karena setiap hari memang dimanfaatkan oleh warga, sementara tidak ada pipa atau genset pengganti atau cadangannya,” terang Kades.

Kades mengungkapkan sebenarnya ada tuk sumber air lain yang berjarak sekitar satu km dari desa tersebut. Sayangnya, ketersediaan air dari sumber tersebut tidak bisa mencukupi kebutuhan semua warga desa.

Ditambahkan Kades, menyikapi kondisi tersebut, warga desa setempat telah berencana memperbaiki sumur artesis itu dengan dana swadaya masyarakat. Namun diakuinya, anggaran yang tersedia juga terbatas.

“Warga memang sepakat iuran untuk memperbaiki kerusakan tersebut, tapi terkendala dana yang terbatas,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya