SOLOPOS.COM - Salah satu penampungan air bersih yang berada di Dusun Brungkah, Desa Pakisan, Kecamatan Cawas, Klaten. Warga setempat terpaksa mengandalkan air bantuan karena sumur mereka tercemar bakteri E-Coli. Foto diambil, Kamis (12/7/2012).(Arief Setiadi/JIBI/SOLOPOS)


Salah satu penampungan air bersih yang berada di Dusun Brungkah, Desa Pakisan, Kecamatan Cawas, Klaten. Warga setempat terpaksa mengandalkan air bantuan karena sumur mereka tercemar bakteri E-Coli. Foto diambil, Kamis (12/7/2012).(Arief Setiadi/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Sudah setahun lebih warga Dusun Brungkah, Desa Pakisan, Kecamatan Cawas, Klaten menggunakan air bantuan untuk dikonsumsi sehari-hari. Mereka terpakasa menggunakan air tersebut karena sumur warga di dusun itu tercemar bakteri E-Coli.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sampai saat ini warga belum berani mengkonsumsi air dari sumur, mereka takut jika mengkonsumsi air itu akan menyebabkan muntaber seperti yang terjadi pada Maret-Mei 2011. Pada saat itu puluhan warga harus dirawat intensif di rumah sakit akibat muntaber setelah mengkonsumsi air dari sumur.

Saat ini, air sumur milik warga masih digunakan, namun hanya untuk mandi atau mencuci, tidak untuk kebutuhan konsumsi. Untuk kembali mengkonsumsi air sumur, saat ini warga sedang menunggu rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten. Jika tidak ada rekomendasi, warga tidak akan mengkonsumsinya.

“Pengujian yang dilakukan akhir 2011 yang lalu, menunjukkan tiap 100 cc air sumur mengandung sekitar 2.500 bakteri,” ungkap Kadus III Pakisan, Suryono ketika ditemui Solopos.com, Kamis (12/7/2012).

Setiap hari warga menggunakan air bantuan yang diberikan oleh instansi pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan lain. Dalam sebulan warga Brungkah menghabiskan 12 tangki air bersih berukuran 5.000 liter untuk kebutuhan sehari-hari. Air itu didistribusikan dalam sembilan penampungan yang tersebar di dusun itu dan dipakai oleh 96 kepala keluarga.

Sementara itu menurut beberapa warga, warna air di sumur mereka jernih tidak menunjukkan jika air itu tercemar bakteri. Selain itu air tersebut tidak berbau. “Air itu sangat jernih, tetapi saat diminum selang dua jam saya langsung muntaber,” kata Sukarmin, 55.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya