Soloraya
Minggu, 4 Februari 2024 - 23:55 WIB

Sungai Meluap, 5 Rumah di Banaran Delanggu Klaten Kebanjiran

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rumah di Dukuh Klitak Selatan, Desa Banaran, Kecamatan Delanggu, Klaten, tergenang banjir luapan sungai, Minggu (4/2/2024) malam. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Lima rumah di Dukuh Klitak Selatan, Desa Banaran, Kecamatan Delanggu, Klaten, sempat kebanjiran air luapan sungai yang bermuara ke alur sungai di bawah jembatan Jabang Bayi, Minggu (4/2/2024) sore.

Kondisi itu terjadi seiring hujan lebat yang mengguyur Klaten. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Klaten, Syahruna, menjelaskan luapan sungai di Banaran itu menggenangi lima rumah yang menjadi tempat tinggal empat keluarga terdiri dari 15 jiwa.

Advertisement

Rumah-rumah yang tergenang berada di tepi sungai. Ketinggian air di dalam rumah sempat mencapai 20 sentimeter sementara di jalan depan rumah antara 75 sentimeter hingga 100 sentimeter.

“Tidak sampai ada yang mengungsi. Penyebab luapan sungai karena hujan deras dengan intensitas lebat,” kata Syahruna saat ditemui wartawan di  Desa Banaran, Minggu malam.

Selain lima rumah, banjir akibat luapan saluran juga menggenangi bangunan SDN Bowan 1 Delanggu, Klaten. Air menggenangi halaman sekolah serta ruang penjaga. Sementara ruang kelas serta ruang guru aman dari luapan air.

Advertisement

Air yang menggenangi sekolah tersebut juga berangsur surut pada Minggu malam. Syahruna menjelaskan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD terus memantau daerah-daerah yang rawan banjir akibat luapan sungai.

TRC BPBD juga berkoordinasi dengan camat serta sukarelawan saat hujan dengan intensitas lebat mengguyur seluruh wilayah Kabupaten Bersinar.

Salah satu warga Dukuh Klitak Selatan, Bambang, menjelaskan lima rumah yang tergenang luapan sungai itu menjadi langganan banjir karena lokasinya dekat alur sungai di bawah jembatan Jabang Bayi, Delanggu.

Advertisement

Dari kelima rumah yang kebanjiran luapan sungai di Delanggu, Klaten, itu, empat rumah ditinggali sementara satu rumah kosong. Rumah-rumah itu menjadi langganan banjir lantaran berada di tepi sungai serta posisinya paling rendah di antara wilayah sekitar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif