SOLOPOS.COM - Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, saat diwawancara wartawan di Taman Sunan Jogo Kali (TSJK) Pucangsawit, Jebres, Selasa (30/1/2024). (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, menyoal simulasi pemungutan dan penghitungan suara yang digelar KPU Solo, Selasa (30/1/2024). Sebab simulasi digelar memakai surat suara dengan empat kolom capres-cawapres.

“Ini kan engak benar lagi toh KPU yang melakukan seperti itu. Kalau calonnya tiga ya harus tiga. Yang namanya surat suara simulasi calon anggota DPRD saja calonnya juga sama kok. Ini kalau dibuat empat ini kan tanda-tanda enggak jujur toh ini KPU. Lah ini mesti harus ditindaklanjuti oleh Bawaslu lah,” ujar dia di Pucangsawit.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Rudy, panggilan akrabnya, mendesak agar Bawaslu RI segera melakukan pemeriksaan terkait hal itu. Sebab hal tersebut dinilai tendensius. “Itu tendensius itu. Yang namanya DPRD kota maupun DPR itu kan jumlahnya 18 parpol itu ada semua kok, tidak ditambahi kok. Kecuali yang lain ini ditambahi, jadi 20 atau 24,” tutur dia.

Disinggung alasan penggunaan surat suara dengan empat kolom capres-cawapres karena sebatas simulasi, Rudy tetap tidak bisa menerima. “Oh enggak bisa, simulasi mengarahkan masyarakat juga. Loh kok ini aku diberi tiga, simulasinya kemarin empat. Terus kalau [pemilih] jadi enggak mau milih semua piye coba,” ujar dia.

Bila itu yang nanti terjadi, Rudy menilai penyelenggara Pemilu telah menghambat pesta demokrasi. “Berarti menghambat Pemilu to itu KPU, penyelenggara,” kata dia.

Rudy menduga ada kesengajaan dalam penggunaan surat suara simulasi empat kolom. Tujuannya menurut dia mengaburkan masyarakat dalam memilih nanti.

“Jadi ini ini memang disengaja untuk mengaburkan masyarakat dalam memilih. Mbok coba teman-teman yang bilang ini hanya simulasi, saat simulasi tes kenaikan kelas, apakah soalnya mau dibuat tidak sesuai, dengan soal yang nantinya keluar 100 dibuat 105. Tidak mungkin kan, tetap 100. Karena untuk menghitung waktu,” kata dia.

Rudy menjelaskan salah satu tujuan simulasi untuk menghitung waktu yang dibutuhkan saat pemungutan dan penghitungan suara. Sehingga mestinya jumlah calon yang tercantum di surat suara sesuai dengan jumlah calon yang ada.

“Kertas suara pengaruh terhadap waktu. Dan itu kan pemborosan. Tiga jadi empat kan boros,” urai dia.

Ditanya apakah penggunaan surat suara empat kolom capres-cawapres untuk simulasi pemantapan hari ini, juga terjadi di daerah lain, Rudy mengaku tidak tahu.

“Enggak tahu saya. Ya kalau calonnya tiga ya tiga saja. Harapan saya biarpun simulasi sudah selesai, rakyat Solo dan Indonesia tetap milih nomor 03 itu saja,” seru dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya