Soloraya
Kamis, 30 Desember 2021 - 17:17 WIB

Survei Ombudsman: 52% Pemohon SIM C Merasa Dipersulit saat Ujian

Kurniawan  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tempat ujian praktik SIM C di Satlantas Wonogiri. (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, SOLO — Ombudsman RI Perwakilan DIY melakukan survei online terkait ujian SIM menggunakan angket kepada sejumlah pemohon SIM C di wilayah Jogja dan sekitarnya. Dari hasil survei itu diketahui 52 persen responden mengaku merasa dipersulit saat melakoni ujian praktik.

Sedangkan 48 persen responden mengaku tidak dipersulit. Informasi itu disampaikan petugas Bidang Pencegahan Ombudsman Perwakilan Jogja, Chasidin, saat diskusi publik via Zoom pada Kamis (30/12/2021) siang. Diskusi yang digelar Ombudsman Perwakilan DIY itu bertema Lika-Liku Praktik Ujian SIM C dan Potensi Maladministrasi yang Membayangi.

Advertisement

Chasidin menguraikan responden survei online terdiri atas 73,9 persen laki-laki dan 26,1 persen perempuan. Mereka didominasi kelompok usia 36 tahun hingga 45 tahun, disusul usia 26 tahun hingga 35 tahun.

Baca Juga: Angel Pol! Model Ujian Praktik SIM C Dinilai Berpotensi Maladministrasi

Setelah itu responden berusia 23 tahun hingga 25 tahun dan usia 46 tahun hingga 55 tahun. “Untuk jenis SIM yang paling banyak dimohonkan yaitu SIM C, lalu SIM A, dan SIM B. Sedangkan tempat permohonan SIM itu paling banyak di wilayah hukum Jogja dengan 53,6 persen. Sisanya sebanyak 46,4 persen di luar wilayah Jogja,” katanya.

Advertisement

Chasidin menerangkan dari survei terkait ujian SIM itu diketahui mayoritas responden, yaitu 73,9 persen mengurus sendiri pengajuan SIM mereka. Tapi ada responden sebanyak 26,1 persen yang mengaku menggunakan jasa perantara atau calo.

Baca Juga: Cegah Konvoi Suporter Persis, Polresta Solo Kerahkan Tim Khusus

Membayar Oknum Petugas

Sedangkan ihwal persepsi pelaksanaan ujian praktik SIM C menurutnya responden menjawab beragam. “Persepsi pelaksanaan ujian praktik SIM C, 27,5 persen mengaku mudah, 27,5 persen sangat sulit, 17,4 persen sulit, dan 27,5 persen tak ikut ujian praktik. Mungkin ini yang menggunakan jasa perantara [responden tak ikut ujian praktik]. Saat ditanya apa merasa dipersulit, 52 persen merasa dipersulit ujian praktik,”terangnya.

Advertisement

Tidak sampai di situ saja, para responden ditanya apa yang akan mereka lakukan bila dipersulit saat mengikuti ujian praktik SIM. Dari pertanyaan itu diketahui 42 persen responden akan mencari opsi lain, dan 58 persen mengikuti ujian ulang. Opsi lain yang akan dilakukan responden di antaranya membayar oknum petugas.

Baca Juga: Unik! Dukung Persis Solo, Karyawan Soto Gading Pakai Seragam Merah

“Sebanyak 34,6 persen akan membayar oknum petugas. Di sini dijelaskan salah satu responden yang memang ditawari petugas pada saat tidak lolos ujian praktik SIM untuk membayar di belakang. Sedangkan 42,3 persen responden akan mencari jasa perantara, dan 7,7 persen responden akan melatih kemampuan berkendara,” urainya.

Ada juga 11,5 persen responden yang menjawab akan mencari lembaga khusus agar bisa lolos ujian praktik, dan 3,8 persen responden mencari ujian SIM Keliling yang dinilai lebih mudah. Sementara untuk tes-tes selain ujian praktik, sebagian besar responden menilai tetap diperlukan untuk menilai kelayakan pemohon dalam berkendara.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif