SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Espos)--Indonesia membutuhkan pemimpin yang keras wataknya dan tegas. Penegakan hukum dan kesejahteraan sosial tidak akan tercapai bila pemimpinnya lembek dan penakut.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Letjen (purn) TNI Sutiyoso saat menghadiri Silaturahmi dan Temu Simpatisan Bang Yos di RM Tamansari, Colomadu, Kamis (21/10). Jajaran pengurus dan ratusan simpatisan partai dari Kota Solo, Klaten dan Karanganyar mengikuti acara ini.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Negeri ini butuh pemimpin yang keras wataknya, tegas dan tidak takut dengan siapapun,” kata Sutiyoso berapi-api yang disambut tepuk tangan hadirin. Ia mencontohkan beberapa kasus di negeri ini yang tidak selesai karena kurang tegasnya pemerintah dalam menegakkan hukum. “Kalau ada nelayan luar yang mencuri, bakar perahunya biar jera,” katanya.

Alasan Bang Yos bersedia memimpin partai yang menurutnya masih gurem ini karena mendapat dukungan moral dari Tri Sutrisno dan alm Edy Sudrajat, sebelum Edy meninggal.

Dengan kendaraan partai ini pula ia berambisi untuk menjadi presiden RI pada 2014 mendatang. “Ini masih gurem. Sekarang kita bangun dengan kerja keras, biar menjadi besar, kuat, menggeliat dan mengalahkan partai-partai lainnya,” katanya.

Pengalamannya selama 30 menjadi anggota TNI dan dua periode memimpin provinsi DKI Jakarta, menurutnya menjadi bekal yang kuat untuk dapat memimpin negara. “Kurang masalah apa di Jakarta itu. Semua di sana. Kalau saya memimpin dengan cengengesan, tidak akan berhasil. Harus keras watak dan tegas,” terangnya.

Ia juga menyoroti mengenai moralitas bangsa yang terus menurun. Semenjak reformasi 1998 lalu, katanya, orang Indonesia sangat mudah marah. “Tidak setuju main bakar, main jarah. Orang yang melakukan kejahatan secara beramai-ramai tidak ditangkap,” ujarnya.

Menyinggung mengenai sistem pencalonan legislatif pada partai ini, ia menerapkan sistem kapling lokasi oleh pimpinan partai. “Prinsipnya siapa yang menanam, dia yang memanen. Dia yang sejak awal berusaha di situ, dia yang menikmati hasilnya, bukan orang lain,” lanjutnya.


m86

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya