Soloraya
Jumat, 26 Januari 2018 - 23:35 WIB

Suvenir Asian Games 2018 Dibuat di Wonogiri, Ini Lokasinya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Retno Lawiyani, 38, menunjukkan sisa bahan wayang mini gunungan untuk suvenir Asian Games XVIII 2018 di Manyaran, Wonogiri, Jumat (26/1/2018/2018). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Suvenir Asian Games XVIII 2018 dibuat di Manyaran, Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI — Indonesia bakal menyelenggarakan Asian Game XVIII 2018 di Jakarta dan Palembang, 18 Agustus-2 September mendatang. Pemerintah menyiapkan venue mutakhir lengkap dengan segala fasilitasnya.

Advertisement

Persiapan dilakukan dengan sangat serius agar ajang multievent regional Asia itu berjalan sukses. Salah satu elemen penting pesta olahraga empat tahunan tersebut adalah suvenir. Cenderamata menjadi aspek penting karena menjadi monumen yang mengabadikan momen berharga digelarnya Asian Game.

Terlebih, cenderamata itu bakal diberikan kepada presiden, wakil presiden, dan pemimpin negara-negara peserta. Kenang-kenangan dari ajang yang diikuti 45 negara itu dibuat warga Wonogiri.

Advertisement

Terlebih, cenderamata itu bakal diberikan kepada presiden, wakil presiden, dan pemimpin negara-negara peserta. Kenang-kenangan dari ajang yang diikuti 45 negara itu dibuat warga Wonogiri.

Pembuatnya adalah Retno Lawiyani, 38, dan suaminya, Sujoko, 42, warga Kepuh Tengah RT 004/RW 001, Kepuhsari, Manyaran. Keduanya merupakan pengrajin wayang kulit di desa yang dikenal sebagai Kampung Wayang sejak 29 November 2014 lalu itu.

Mereka membuat 65 set suvenir wayang mini berbentuk gunungan dan maskot Asian Games 2018. Seluruh set suvenir telah diserahkan kepada panitia, akhir November 2017 lalu.

Advertisement

Retno menginformasikan wayang mini yang dibuatnya terbuat dari kulit kerbau asli dengan cempurit atau gapit dari tanduk kerbau. Satu set suvenir terdiri atas empat wayang mini yang meliputi satu gunungan dan tiga maskot Asien Games yakni Bhin-bhin (burung cendrawasih), Atung (rusa bawean), dan Ika (badan bercula satu).

Masing-masing wayang memiliki dimensi berbeda. Gunungan berukuran lebar 180 mm, tinggi (tidak termasuk gapit) 297 mm, panjang gapit 80 mm dengan lebar bundaran gapit 10 mm. Wayang Bhin-bhin berukuran lebar 96 mm, tinggi (tidak termasuk gapit) 90 mm, panjang gapit 51 mm dan lebar gapit 4 mm.

Wayang Atung berukuran lebar 86 mm, tinggi (tidak termasuk gapit) 125 mm, panjang gapit 51 mm dengan lebar gapit 4 mm. Wayang Ika lebarnya 150 mm, tinggi (tidak termasuk gapit) 180 mm, panjang gapit 56 mm, dan lebar gapit 4 mm. Retno menyebut jika dijual di pasaran satu set suvenir lebih kurang Rp650.000.

Advertisement

“Pembuatannya rumit karena ukuran dan warna harus sesuai spesifikasi. Terlebih kami hanya diberi waktu sebulan. Alhasil, kami harus sering lembur. Suami saya mengerjakan sampai lembur dua hari. Dia hanya tidur dua jam sehari waktu itu,” kata Retno.

Wayang mini itu dikerjakan tiga penatah, dua penyungging atau orang yang mewarnai, tiga pencetak, dan satu pemasang gapit. Sebelum akhirnya pihak terkait menyetujui konsep, Retno dan suaminya sering gagal mengerjakan sesuai permintaan.

Wayang mini harus benar-benar halus dan detail. Orang yang memegangnya juga harus langsung yakin bahwa wayang itu terbuat dari kulit asli. Setelah sering mencoba akhirnya suami Retno menemukan formula yang pas.

Advertisement

“Kulit harus dikerok dulu untuk mendapatkan ketebalan yang pas. Setelah itu dipenthang [dikencangkan], diampelas, diseterika untuk memperhalus pori-pori supaya rata, setelah itu diwarnai menggunakan mesin khusus [di Solo]. Setelah itu ditatah sesuai pola, lalu diberi warna tambahan secara manual, lalu dipasangi gapit,” ulas Retno.

Sujoko bersyukur jerih payahnya terbayar. Dia berharap digunakannya hasil karyanya untuk suvenir Asian Games berdampak positif bagi kelangsungan usaha pembuatan wayang yang dijalankan semua warga dan pariwisata di Kampung Wayang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif