SOLOPOS.COM - Rara Isti Wulandari pawang hujan di Sirkuit Mandalika. (Instagram: @ rara_cahayatarotindigo)

Solopos.com, BOYOLALI — Aksi Rara Istiani Wulandari yang kebetulan menghentikan hujan di Sirkuit Mandalika pada gelaran MotoGP 2022 pekan lalu menjadi buah bibir. Seorang tabib di Boyolali, Jawa Tengah, menyebut label pawang hujan yang selama ini disematkan masyarakat kepada pengendali hujan, termasuk Rara adalah kesalahan.

Tabib bernama Kanjeng Toton yang sehari-hari menggeluti pengobatan alternatif menyebut pemberian nama pawang hujan adalah sebutan dari masyarakat. Dia menegaskan label itu tidak tepat. Alasannya, pada dasarnya tidak ada manusia yang dapat berkomunikasi dengan malaikat.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“[Label] pawang itu diberikan dari masyarakat, sebetulnya juga bukan pawang. Dan tidak ada manusia yang bisa berkomunikasi dengan malaikat, semuanya berdasar dari kekuatan doa kepada Tuhan,” katanya saat ditemui dalam kegiatan Sadranan Ageng Kraton Kartasura, Sabtu (26/3/2022).

Baca juga: Paranormal Jateng Sebut Dukun Rara Bukan Pawang Hujan, Tapi…

Makna Pawang Hujan

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, Minggu (27/3/2022), pawang hujan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti orang yang pandai menolak hujan. Di pawang hujan seperti Rara dipercaya dapat menghentikan atau memindahkan hujan dari satu tempat ke tempat lain.

Jasa mereka biasanya dipakai dalam acara khusus yang digelar di musim hujan, salah satunya dalam gelaran MotoGP Mandalika. Dilansir dari unggahan Instagram @budayasaya milik Ditjen Kebudayaan Kemdikbud RI beberapa kebudayaan di Indonesia memiliki sebutan yang berbeda bagi pawang hujan, seperti dukun pangkeng bagi masyarakat Betawi, Nerang Hujan bagi masyarakat Bali, dan Bomoh bagi masyarakat Melayu di Riau.

Ritual dan sejarah pawang hujan di Indonesia dapat berbeda di setiap daerah. Akan tetapi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Forum Keluarga Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia (DPD FKPPAI) Jawa Tengah, Ki Joni Asmoro, mengatakan pawang hujan bukanlah pengendali hujan.

Baca juga: Ini Alasan Paranormal Jateng Sebut Dukun Rara Bukan Pawang Hujan

Ketua Paranormal Jateng

Ki Joni Asmoro menyebut ahli spiritual seperti dirinya tidak benar-benar bisa mengendalikan hujan. Dia hanya memiliki kemampuan berkomunikasi dengan alam.

“Sebenarnya bukan pawang. Kalau pawang itu harus bisa mengendalikan. Kalau kami [ahli spiritual] hanya berkomunikasi dengan alam, mintanya juga kepada Tuhan,” terang dia dalam kegiatan Sadranan Ageng Kraton Kartasura, Sabtu (26/3/2022).

Isi permintaan itu adalah doa agar tidak turun hujan. Bukan melakukan ritual yang benar-benar memperlihatkan kemampuan menggeser awan.

“Bukan menggeser awan ya, hanya meminta pada Tuhan supaya tidak diturunkan hujan. Maka dari doa itu Tuhan mengabulkan dan menggeser awan,” terangnya saat ditemui disela kegiatan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya