Soloraya
Sabtu, 14 Juli 2012 - 07:10 WIB

TACB SOLO: Ketua Cuti, TACB Terancam Vakum 4 Bulan

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi, Benteng Vastenburg menjadi salah satu objek kajian TACB Solo di tahun 2012. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi, Benteng Vastenburg menjadi salah satu objek kajian TACB Solo di tahun 2012. (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO-Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Solo terancam vakum selama empat bulan menyusul cutinya Kusumastuti selaku ketua.
Perempuan berkerudung itu cuti lantaran harus fokus pada pembuatan disertasi S3-nya di Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang.
Masa cuti Kusumastuti dimulai bulan Juli ini. Keterangan itu diperoleh Solopos.com dari Kusumastuti melalui wawancara via telepon, Jumat (13/7). “Saya benar-benar harus cuti. Surat cuti sudah saya ajukan kepada Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi),” katanya menjelaskan.

Advertisement

Kendati masih tinggal di Solo selama cuti, Kusumastuti mengaku tidak bisa memecah konsentrasi antara menggarap disertasi dan tanggung jawab di TACB. Setelah berhasil menyelesaikan disertasi, dia menyatakan siap melanjutkan tugasnya sebagai ketua TACB Solo. Hanya saja bila Walikota berkehendak lain seperti mengganti dirinya, Kusumastuti siap menerima.

“Terlepas dari kekurangan kondisi TACB saat ini, saya siap selesaikan masa tugas yang selama tiga tahun ini. Tapi tergantung bagaimana Pak Wali,” imbuhnya.

Kusumastuti melanjutkan salah satu agenda TACB saat ini adalah penelitian sejarah. Setelah beberapa kali tidak direspons, dia mengklaim usulan melakukan penelitian sejarah mendapat lampu hijau dari Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo, Ahyani. Rencananya penelitian sejarah akan dilakukan sekitar enam bulan. Ouput akhirnya berupa konteks histori yang sangat penting dalam penyajian hasil penelitian heritage.

Advertisement

“Dari hasil penelitian ini bisa dilihat hubungan besar keberadaan cagar budaya di Solo. Ini penting supaya Solo mengenal siapa dirinya,” tegas dia.

Hasil penelitian sejarah bisa diwujudkan dalam bentuk buku. Sehingga bisa dipelajari oleh siapa pun untuk mengenalkan wujud asli dan utuh kota ini. Sementara Kabid Kawasan Cagar Budaya DTRK Solo, Mufti Raharjo, sangat mengapresiasi rencana penelitian sejarah oleh TACB. Dia mengaku pernah berdiskusi dengan TACB perihal penelitian tersebut.

“Bagus sekali itu. Saya sangat mendukung dilakukannya penelitian ini. Tapi untuk konsep dan langkah teknisnya tentua TACB yang paling tahu,” ungkap dia. Sedangkan mengenai implikasi cuti Kusumastuti, Mufti tidak mau menanggapi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif