Soloraya
Rabu, 26 Juni 2024 - 15:40 WIB

Festival Jurnalisme Toleransi Keberagaman Respons Tiga Dosa Besar Pendidikan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Festival Jurnalisme Tolerasi Keberagaman. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, sempat menyinggung bahwa dunia pendidikan hari ini masih dibayangi ”tiga dosa besar” yakni perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. 

Guna merespons itu Solopos Institute mengadakan Festival Jurnalisme Toleransi Keberagaman di Pendhapi Gedhe, Balai Kota Solo, Kamis (27/6/2024). Kegiatan itu merupakan puncak dari workshop jurnalisme keberagaman yang sudah dilaksanakan sebelumnya. 

Advertisement

Project Leader Jurnalisme Toleransi Keberagaman Solopos Institute, Syifaul Arifin  mengatakan pada workshop berfokus untuk melatih kemampuan menulis siswa dan guru dengan topik toleransi keberagaman. Materi yang disampaikan pun relevan untuk merespons tiga dosa besar dunia pendidikan.

“Melalui kegiatan ini, kami berusaha memerangi tiga dosa besar tersebut. Materi yang kami sampaikan menyangkut soal menghargai perbedaan dari orang lain, dengan tidak melakukan perundungan,” kata dia kepada Solopos.com melalui sambungan telepon, Rabu (26/6/2024).

Advertisement

“Melalui kegiatan ini, kami berusaha memerangi tiga dosa besar tersebut. Materi yang kami sampaikan menyangkut soal menghargai perbedaan dari orang lain, dengan tidak melakukan perundungan,” kata dia kepada Solopos.com melalui sambungan telepon, Rabu (26/6/2024).

Termasuk materi terkait kesetaraan gender yang memberikan pemahaman bahwa posisi laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sosial harus setara. Hal itu juga dimaksudkan untuk mencegah agar laki-laki dan perempuan tidak menjadi objek kekerasan seksual. 

“Program yang kami kemas mengutamakan pengarusutamaan gender,” kata dia.

Advertisement

“Mereka juga kami dilatih untuk membuat konten berupa video maupun tulisan yang topiknya tentang toleransi dan keberagaman. Mereka membuat konten berbasis keberagamaan baik soal ekonomi, kebudayaan, agama, etnis, dan lainnya,” kata dia.

Dia mengatakan konten yang dibuat oleh para guru dan siswa itu dilombakan dan bakal diumumkan pada puncak acara Jurnalisme Toleransi Keberagaman. Selain itu sejumlah karya dari peserta juga bakal dipamerkan dalam acara puncak itu.

Pada acara puncak Festival Jurnalisme Toleransi Keberagaman di Pendaphi Gedhe, Balai Kota Solo, Kamis (27/6/2024), terdapat serangkaian kegiatan lain seperti pengukuhan sekolah keberagamaan, pengukuhan jurnalis anak, talk show keberagaman, pentas seni, festival media keberagaman.

Advertisement

Penulis muda blasteran Austria dan Bantul, Katharina Stögmüller juga akan hadir memeriahkan acara. Penulis buku Ich Komme aus Sewon (2021)  itu bakal membagikan kisah atau pengalamannya sebagai orang blasteran yang kerap kali dianggap turis asing di kampung halamannya sendiri, yakni Bantul. Dia juga akan bercerita tentang perundungan.

Lebih lanjut, Syifaul berharap melalui serangkaian kegiatan itu guru dan siswa agar memiliki kesadaran terkait toleransi dan keberagaman dan menerapkannya di lingkungan sekolah. Lalu para peserta menyebarkan nilai-nilai toleransi dan keberagamaan.

Syifaul mengatakan terdapat 12 sekolah tingkat SMP dan SMA/SMK di Soloraya yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Sekolah tersebut yakni SMPN 2 Solo, SMPN 3 Solo, SMPN 5 Solo, SMPN 9 Solo, SMPN 10 Solo, SMPN 11 Solo, SMPN 18 Solo, SMPN 19 Solo, SMAN 8 Solo, SMAN Gondangrejo Karanganyar, SMAN 1 Mojolaban Sukoharjo, dan SMKN 3 Klaten.

Advertisement

Dia menambahkan kegiatan ini merupakan kali ketiga digelar. Sebelumnya pernah diadakan kegiatan serupa khusus untuk SMA Soloraya. Lalu juga pernah diadakan untuk komunitas anak muda di Karanganyar dan Sukoharjo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif