Soloraya
Minggu, 12 Mei 2024 - 18:27 WIB

Bergeser 1.500 Km, Batuan Purba Bayat Klaten Dulunya Berada di Benua Australia

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah orang memotret batuan purba yang dipajang di Stasiun Lapangan Geologi Prof. R. Soeroso Notohadiprawiro di Kecamatan Bayat, Klaten, Sabtu (11/5/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Perbukitan di wilayah Kecamatan Bayat, Klaten, dan sekitarnya selama ini menjadi salah satu pusat edukasi tentang kebumian atau geologi karena batuan purba berusia puluhan juta tahun. Banyak keunikan terkait karakter batuan purba di wilayah tersebut.

Kepala Stasiun Lapangan Geologi UGM, Didit Hadi Bariyanto, menjelaskan salah satu keunikan yang belum banyak orang tahu yakni bahwa batuan Bayat tua sumbernya tidak terbentuk di Bayat, melainkan di Benua Australia.

Advertisement

Dia mencontohkan batu gamping nummulites di wilayah Bukit Cinta-Watu Prahu, Desa Gununggajah, Kecamatan Bayat, puluhan juta tahun yang lalu terbentuk di Australia. Batuan purba itu bisa bergeser sampai ke wilayah yang sekarang menjadi Bayat, Klaten, lantaran pergerakan lempeng bumi.

“Gamping nummulites yang ada di Bukit Cinta itu terbentuk di lintang 20 derajat. Sekarang ini posisinya di enam derajat lintang selatan. Satu derajat itu 111 km. Jadi kalau 20 derajat ke 6 derajat itu bergeser 14 derajat atau kurang lebih 1.500 km,” kata Didit saat ditemui Solopos.com seusai peresmian gedung Stasiun Lapangan Geologi Prof R Soeroso Notohadiprawiro, Bayat, Sabtu (11/5/2024).

Advertisement

“Gamping nummulites yang ada di Bukit Cinta itu terbentuk di lintang 20 derajat. Sekarang ini posisinya di enam derajat lintang selatan. Satu derajat itu 111 km. Jadi kalau 20 derajat ke 6 derajat itu bergeser 14 derajat atau kurang lebih 1.500 km,” kata Didit saat ditemui Solopos.com seusai peresmian gedung Stasiun Lapangan Geologi Prof R Soeroso Notohadiprawiro, Bayat, Sabtu (11/5/2024).

Artinya, lanjut Didit, batuan gamping nummulites di Watu Prahu itu dulu terbentuk di Australia dan bergeser, bergerak perlahan ke arah yang sekarang menjadi wilayah Bayat. Di wilayah Gunung Konang, jelas Didit, ada batuan metamorf yang terbentuk di Australia dan umurnya mencapai 98 juta tahun.

Batuan itu terbentuk di kedalaman lebih dari 10 km di bawah permukaan tanah dan kemudian terangkat. Artinya di Bayat ada batuan yang terbentuk sebelum ada Pulau Jawa.

Advertisement

Nilai Sejarah

“Ini perlu konservasi dan dilestarikan sebagai proses pembelajaran untuk bisa memaknai dan melihat tidak hanya Klaten tetapi Indonesia. Karena batuan dari banyak sumber mewakili sejarah bumi yang sangat panjang. Ini kalau bisa menjadi fungsi konservasi, edukasi, dan wisata yang bagus dan bisa menjadi ikon Klaten,” jelas dia.

Lantaran hal itu pula, UGM sampai membangun stasiun lapangan geologi di Bayat. Tempat itu tak hanya menjadi tempat belajar mahasiswa UGM, tetapi universitas lain di Indonesia bahkan dunia.

Latar belakang nilai sejarah dan fungsi edukasi yang sangat tinggi juga membuat Pemkab bersama akademisi dari UGM mengusulkan beberapa lokasi di wilayah Bayat dan sekitarnya menjadi geoheritage.

Advertisement

Usulan itu disetujui dengan keluarnya Surat Keputusan (SK) Menteri ESDM terkait Penetapan Warisan Geologi (Geoheritage) dari Kementerian ESDM pada 2023 lalu.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, yang merupakan alumnus Fakultas Teknik Geologi UGM juga pernah mengikuti kuliah lapangan di kawasan Bayat pada 50 tahun silam. Dia menjelaskan Bayat menyimpan batuan purba yang lengkap.

Terkait keberadaan gedung baru di Stasiun Lapangan Geologi UGM yang dibangun Kementerian PUPR, Basuki mengatakan tak hanya untuk mahasiswa UGM melainkan bisa dimanfaatkan mahasiswa dari universitas termasuk luar negeri.

Advertisement

“Ini sekaligus menjadi pusat Geopark Bayat. Mudah-mudahan dapat menguatkan usulan sebagai Geopark Bayat,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif