Soloraya
Jumat, 17 Mei 2024 - 16:55 WIB

3 Bayi Kembar Identik Lahir di RSU Assalam Gemolong Sragen, Begini Kondisinya

Redaksi Solopos.com  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tiga bayi kembar perempuan digendong para petugas medis di Ruang Perinatologi RSU Assalam Gemolong, Sragen, Jumat (17/5/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN-Tiga bayi kembar identik lahir dengan selamat di RSU Assalam Gemolong, Sragen, Kamis (16/5/2024) sore. Tiga bayi berjenis kelamin perempuan itu lahir pada usia kandungan 37 pekan lewat persalinan bedah sesar.

Kasus persalinan tiga bayi kembar di Sragen terjadi kali kedua di wilayah Sragen selama 2024. Kasus pertama pada 22 Maret 2024 di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dan kasus kedua di RSU Assalam Gemolong ini.

Advertisement

Bayi-bayi itu ditangani tim medis di Ruang Perinatologi RSU Assalam Gemolong, Sragen, sampai sang ibu benar-benar siap dan si bayi benar-benar bisa diasuh di rumah. Ada sejumlah bayi di ruang itu, tiga di antaranya merupakan bayi kembar yang lahir dari rahim seorang ibu bernama Niken Sinta Bela Pertama Devi, 24, yang tinggal bersama suaminya Habib Andriyanto, 25, di wilayah Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar.

Persalinan bedah sesar dilakukan dokter spesialis kandungan, dr. Ismail Joko Sutresno, Sp.OG. dengan dibantu bidan dan paramedis. Ismail didampingi Kepala Ruang Perinatologi, Indria Catur, menunjukkan tiga bayi kembar tersebut.

Advertisement

Persalinan bedah sesar dilakukan dokter spesialis kandungan, dr. Ismail Joko Sutresno, Sp.OG. dengan dibantu bidan dan paramedis. Ismail didampingi Kepala Ruang Perinatologi, Indria Catur, menunjukkan tiga bayi kembar tersebut.

“Ketiga bayi berjenis kelamin perempuan. Ini bayi pertama yang lahir pukul 15.20 WIB dengan berat badan 1,8 kg dan panjang 44 cm. Bayi ini paling kecil bobotnya dan kondisinya yang belum normal sehingga harus dirawat di ruang inkubasi,” ujar Indria kepada wartawan yang melihat kondisi bayi itu, Jumat (17/5/2024).

Bayi kedua lahir dalam waktu bersamaan dengan bayi pertama, 15.20 WIB, dengan berat badan cukup normal 2,2 kg dengan panjang tubuh 45 cm. Kemudian bayi ketiga, jelas Indria, lahir pada pukul 15.21 WIB dengan berat badan 2,3 kg dan panjang badan 46 cm.

Advertisement

Selama di kandungan dan proses kelahiran bayi kembar tiga di Sragen itu tidak ada masalah. Hebatnya, bayi-bayi itu terhitung normal untuk kelahiran tiga kembar identik, padahal tubuh ibunya relatif kecil yakni hanya dengan berat badan 48 kg sebelum hamil dan saat hamil menjadi 65 kg.

“Si ibu tiga bayi ini rutin kontrol kehamilannya sejak awal. Jadi perkembangan janin di dalam kandungan terpantau baik. Kebetulan pasien ini menggunakan fasilitas BPJS [Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial] kesehatan. Bayi kembar tiga itu sudah terdeteksi sejak kehamilan berumur empat bulan,” jelas Ismail.

Dia menyatakan ibu ketiga bayi itu cukup serta kontrol kehamilannya teratur setiap dua pekan sekali. Dia mengikuti perkembangan bayi di kandungan dan tidak ada komplikasi baik pada bayi maupun ibunya.

Advertisement

“Jadi usia kehamilan itu sampai 37 pekan sehingga umur kehamilan yang cukup untuk melahirkan. Biasanya hamil kembar itu ada komplikasi, preeklamsi, tekanan darah tinggi, keracunan kehamilan, dan seterusnya. Ternyata selama penanganan sejak kehamilan sampai kelahiran tidak terjadi komplikasi sama sekali dan tidak terjadi prematuritas,” ujar Ismail.

Ismail menerangkan sebelum persalinan itu, posisi bayi itu berbeda-beda, yakni posisi bayi pertama sungsang, bayi kedua posisi kepala di bawah, dan bayi ketiga posisinya melintang. Berdasarkan kondisi seperti itu, kata Ismail, kemudian dilakukan persalinan bedah sesar.

“Proses ini menjadi pembelajaran kepada masyarakat lainnya agar rutin kontrol ke dokter saat masa kehamilan. Bayi kembar tiga ini terhitung kehamilan dengan risiko tinggi dan akhirnya selamat semua. Ketiganya bayi perempuan. Plasentanya hanya satu tetapi memiliki tiga kantung bayi atau kulit ketuban bayi. Jadi ini tiga bayi kembar identik. Kembar identik ini satu sel telur membelah menjadi tiga. Kalau kantongnya tiga tidak berisiko terjadinya kembar siam,” katanya.

Advertisement

Ismail melanjutkan peristiwa bayi kembar tiga identik ini merupakan kasus kedua di RSU Assalam Gemolong, Sragen. Dia mengungkapkan kasus pertama terjadi pada 2004 silam. Saat itu, jelas dia, pasien menggunakan asuransi kesehatan warga miskin (Askeskin). Dia berpendapat kondisi bayi dan ibunya lebih bagus yang kasus kedua ini.

“Dulu tidak ada perawatan rutin. Jadi kasus kembar tiga itu terjadi lagi setelah 20 tahun berjalan. Frekuensi bayi kembar tiga itu jarang kalau kembar dua sering ditemukan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif