SOLOPOS.COM - Putri politikus PDIP, Aria Bima, yaitu RA Ignasia Sukma Putri Maharani, saat mendaftar sebagai bakal Cawawali Solo, di DPC PDIP Solo, Minggu (12/5/2024). (Solopos.com/Kurniawan)
Solopos.com, SOLO—Putri dari politikus PDIP, Aria Bima, yaitu RA Ignasia Sukma Putri Maharani, 25, ingin melanjutkan program-program baik yang sudah berjalan saat ini di Kota Solo. Tapi dia juga ingin menambahkan program-program baru.
Hal itu dia sampaikan saat diwawancara wartawan usai mendaftar sebagai bakal Cawawali Solo di DPC PDIP Solo, Minggu (12/5/2024). Dia tiba di Pucangsawit, Jebres, diantar puluhan sahabat dan pendukungnya.
“Saya lebih ke melanjutkan yang sudah ada, yang sudah baik saat ini tentunya dilanjutkan kembali [dengan] menambahkan program-program yang baru, yang fresh. Apalagi sekarang situasi politiknya sudah berbeda,” tutur dia.
Riri, panggilan akrabnya, melihat semakin banyak daerah yang maju dan berkembang. Utamanya dengan tren digitalisasi atau penggunaan teknologi. Dia berharap Solo semakin modern tanpa melupakan nilai-nilai kulturalnya.
Disinggung sebagai satu-satunya bakal Cawawali Solo perempuan dari PDIP sejauh ini, Riri optimistis bisa berbicara banyak. Menurut dia laki-laki dan perempuan bukan suatu masalah. Yang terpenting adalah kapasitas dan integritas.
“Baik laki-laki atau perempuan apabila memang mumpuni, mampu, untuk mengemban tugas-tugas yang diberikan, apabila juga berkenan, di hati masyarakat Solo, laki-laki atau perempuan itu bukan masalah,” kata dia.
Riri bercerita kiprah para pendahulunya di Solo yang sudah diakui di tingkat nasional. Seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, yang sama-sama pernah menjadi Wali Kota Solo.
Tidak lupa Riri memuji sosok Wali Kota Solo saat ini, Gibran Rakabuming Raka. “Kita lihat kader-kader PDIP yang lalu memimpin Solo, praktik-praktiknya sangat baik, ada Pak Jokowi, Pak Rudy, dan juga Mas Gibran,” urai dia.
Riri menggarisbawahi langkahnya mendaftar sebagai bakal Cawawali Solo membawanya berani berproses dan terjun ke politik. Perihal interaksi atau terjun langsung ke masyarakat menurut dia bukan barang baru baginya.
Sebab sedari kecil hingga dewasa Riri sering mengikuti ayahandanya saat turun ke daerah pemilihannya. “Sedari kecil saya sudah dibiasakan ikut bapak ke dapil-nya, sehingga terbiasa turun langsung ke masyarakat,” ujar dia.
Sebagai anak muda, Riri juga mengajak generasi muda berani tampil dan terjun ke dunia politik. “Teman-teman muda harus didorong, harus berani, sekarang paling enggak berani dulu. Sambil kita berproses,” tandas dia.