Soloraya
Senin, 17 Juni 2024 - 09:34 WIB

Ribuan Warga Sragen Salat Id di Alun-alun, Ini Pesan Khatib Bagi Calon Pemimpin

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan warga Sragen menjalankan salat Id berjamaah di Jalan Raya Sukowati depan Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen, Senin (17/6/2024).(Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Ribuan warga Sragen tuplek blek di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen untuk menjalankan ibadah sunah Salat Iduladha 2024.

Dalam kesempatan itu, khatib memberi pesan-pesan kepada para calon pemimpin Sragen tentang kepemimpinan ideal seperti Nabi Ibrahim dan pengorbanan.

Advertisement

Momentum tersebut dihadiri Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Kapolres Sragen AKBP Jamal Alam, Ketua DPRD Sragen Suparno, anggota legislatif DPRD Jawa Tengah Untung Wibowo Sukawati, legislator DPRD Sragen Wahyu Dwi Setyaningrum, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sragen Ihsan Muhadi, dan sejumlah pejabat lainnya. Salah Id itu diimami Ustaz Bilal dari Pondok Pesantren Dar El Wihdah Sragen dan khatib merupakan pejabat di Kantor Pengadilan Agama Sragen Abdul Rouf.

Dalam seramahnya, Abdul Rouf, menyampaikan akhir-akhir ini nilai-nilai pengorbanan tergadaikan oleh bentuk-bentuk balas jasa yang terkadang hanya bernilai materi tak seberapa. Ajaran berkorban dari Nabi Ibrahim, kata dia, hanya sebatas simbolik dalam bentuk ritual menyembelih hewan kurban.

Advertisement

Dalam seramahnya, Abdul Rouf, menyampaikan akhir-akhir ini nilai-nilai pengorbanan tergadaikan oleh bentuk-bentuk balas jasa yang terkadang hanya bernilai materi tak seberapa. Ajaran berkorban dari Nabi Ibrahim, kata dia, hanya sebatas simbolik dalam bentuk ritual menyembelih hewan kurban.

Dia menilai masih banyak masyarakat yang tidak sadar jika penyembelihan hewan kurban bukan daging dan darah yang dinilai Allah, melainkan ketakwaan dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya yang menjadi tolak ukur yang sesungguhnya.

“Pemimpin yang rela berkorban merupakan pemimpin ideal, sebagai dambaan umat setiap saat, tidak terkecuali bagi bangsa Indonesia. Jika menapak-tilas sejarah hidup Nabi Ibrahim, tentu akan menemukan akhlak pemimpin umat yang komplit dalam diri Nabi Ibrahim. Al-Qur`an menyebutnya sebagai sosok pemimpin ideal karena kepribadiannya yang paripurna,” jelasnya.

Advertisement

Dia menerangkan sosok pemimpin yang memilki tiga kriteria di atas dijamin akan jauh dari sifat zalim, otoriter, korup, kolusi, neopotis, arogan dan semena-mena. Perilaku yang taat kepada Allah, jelasnya, tentu akan mendatangkan keberkahan bagi negara yang dipimpinnya.

Dia mengatakan perbuatan yang lurus akan menjadikan rakyat merasa nyaman dan didambakan kehadiranya setiap saat, sementara pribadi yang bersyukur senantiasa melipatgandakan anugerah-anugerah Allah yang telah diterimanya. Ketiga kriteria tersebut, terang Abdul, menjadi fondasi bagi sosok pemimpin yang berkarakter kuat, lurus dalam akidah dan ibadah, serta teguh memegang amanah.

“Sosok pemimpin ideal yang diinginkan umat tentu tidak lepas dari kecerdasan dan keberanian yang berjalan seimbang. Secara empiris, banyak pemimpin yang memiliki kecerdasan intelektual, namun belum tentu memiliki suatu keberanian. Pemimpin visioner adalah yang mampu menerjemahkan cita-cita bangsa atau umat yang dipimpinnya. Selaku pemimpin harus memiliki kredibilitas, amanah terhadap rakyat serta memiliki bobot bermualamah dalam tata kehidupan sehari-hari,” ujar dia.

Advertisement

Menurut dia, pemimpin tidak hanya mengandalkan retorika semata, tetapi perlu menunjukan bukti nyata di lapangan. Dia menyebut Nabi Ibrahim telah meletakkan pondasi pendidikan pembentukan akidah dan akhlak yang meliputi tiga hal.

Pertama, mengorbankan emosi dan perasaannya sendiri ketika harus berhadapan dengan ayah dan kaumnya yang musyrikin, bahkan sampai harus menghadapi hukuman dibakar hidup-hidup sebagai konsekuensi menentang kemusyrikan dan keotoriteran penguasa. Kedua, mengorbankan kecintaannya pada anak ketika harus menyembelih Ismail, putra kesayangannya. Ketiga, mengorbankan harta dan tenaga ketika harus membangun Masjidil Haram.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif