SOLOPOS.COM - Empat jemaat Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Immanuel Boyolali membaca Alkitab dalam bahasa Ibrani, Indonesia, Jawa, dan Yunani dalam rangka Hari Buku Nasional di gereja setempat, Jumat (17/5/2024). (Istimewa/GSJA Immanuel Boyolali)
Solopos.com, BOYOLALI — Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Immanuel Boyolali menggelar baca Alkitab nonstop selama lima hari, Selasa-Sabtu (14-18/5/2024). Kegiatan membaca Alkitab untuk memperingati Hari Buku Nasional, 17 Mei, tersebut dilakukan secara bergantian.
Seremonial pembukaan pembacaan Alkitab nonstop itu dilakukan dalam empat bahasa di gereja setempat bertepatan dengan Hari Buku Nasional, Jumat (17/5/2024). Empat bahasa tersebut yaitu Ibrani, Yunani, Indonesia, dan Jawa.
Pendeta GSJA Immanuel Boyolali, Pdt Krishandrika Immanuel Raharjo, mengatakan kitab yang dibaca mulai dari Kejadian sampai Wahyu.
“Kami mengadakan baca Alkitab nonstop terdiri dari 66 buku, 1.189 pasal, 30.861 ayat, dan 773.692 kata,” ujar Krishandrika saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat.
“Kami mengadakan baca Alkitab nonstop terdiri dari 66 buku, 1.189 pasal, 30.861 ayat, dan 773.692 kata,” ujar Krishandrika saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat.
Ia menjelaskan pembacaan Alkitab di GSJA Immanuel Boyolali dilaksanakan secara bergantian dengan rata-rata satu orang membaca selama sekitar 1 jam. Peserta baca Alkitab nonstop adalah 30 orang mulai dari usia 8 tahun hingga 80 tahun.
Kris mengatakan kegiatan memperingati Hari Buku Nasional di Boyolali tersebut bertujuan meningkatkan minat baca generasi sekarang yang lebih suka bermain gawai.
Lebih lanjut, Kris menjelaskan pembacaan Alkitab empat bahasa memiliki arti karena kitab orang Kristen pada Perjanjian Lama menggunakan bahasa Ibrani. Lalu, pada Perjanjian Baru menggunakan bahasa Yunani.
Agar orang Indonesia mudah mengerti, digunakan pula bahasa Indonesia. Selanjutnya, karena hidup di kultur Jawa maka jemaat juga memakai kitab dengan terjemahan bahasa Jawa.
“Kami bacakan nubuatan dari Perjanjian Lama tulisan bahasa Ibrani tentang kelahiran Tuhan Yesus yang sudah dinubuatkan sebelumnya. Terjadi di masa Tuhan Yesus lahir di kitab Matius. Kami ambil di Yesaya dan Matius,” kata dia.
Kris mengatakan Alkitab dalam bahasa Yunani dibacakan Pdm Yody Kristya, lalu bahasa Ibrani oleh Pdm Stefani, untuk bahasa Jawa dibacakan Stefanus Suwarto. Alkitab bahasa Indonesia dibacakan Pdt Tatiek Poerwatiningsih.
“Para pendeta teolog wajib bagi kami untuk mempelajari itu karena terkadang penerjemahan makna sebenarnya di bahasa asli, waktu tafsir kami lebih belajar di sana [kitab bahasa asli],” kata dia.
Selanjutnya, Kris mengatakan pembacaan Alkitab nonstop di GSJA Immanuel Boyolali disiarkan langsung di kanal YouTube gereja tersebut agar bisa disimak oleh para jemaat. Pembacaan Alkitab di YouTube menggunakan bahasa Indonesia.
“Kiranya melalui acara ini semua orang boleh tergugah untuk kembali rajin membaca, khususnya Kitab Suci supaya benar-benar memahami apa yang diperintahkan Tuhan untuk dikerjakan serta menjauhi larangan-Nya,” kata dia.
Sementara itu, Pdm Yody Kristya membenarkan ia membaca Alkitab dalam bahasa Yunani. Ia mengaku agak sedikit kesulitan karena telah lama tidak membaca Alkitab dengan bahasa tersebut.
Selain itu, bahasa Yunani juga bukan bahasa yang sehari-hari ia gunakan. Akan tetapi, ia tetap berusaha melancarkan bacaan Alkitab karena telah bisa membaca. “Dulu saat sekolah dipelajari bahasa Yunani untuk mencari makna asli dari Alkitab yang ada di bahasa Indonesia sekarang,” kata dia.
Ia juga merasakan terdapat pula perbedaan saat membaca Alkitab dengan bahasa Yunani dibanding terjemahan. Penyebabnya karena bahasa Yunani digunakan zaman Yesus hidup dan terasa lebih meresap bahasa Yunani walau lebih mengerti bahasa Indonesia.