Soloraya
Rabu, 22 Mei 2024 - 09:21 WIB

200 UMKM dan 50 Kesenian Tampil di Pekan Raya Jagalan Solo

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga memadati Pekan Raya yang digelar di area depan Gedung Serba Guna Jagalan, Jl Suryo, Kelurahan Jagalan Solo. Acara itu dilaksanakan selama lima hari, Sabtu-Rabu (18-22/5/2024).(Solopos.com/Candra Septian Bantara)

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Solo, menggelar acara Pekan Raya selama lima hari berturut-turut setiap malam mulai Sabtu-Rabu (18-22/5/2024).

Berpusat di depan Gedung Serba Guna Jagalan, perhelatan tersebut diikuti 200-an pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) setempat dan menampilkan 30 lebih kesenian di panggung hiburan.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Selasa (21/5/2024), ribuan orang tumpah ruah di sepanjang Jl. Suryo untuk sekadar jajan-jajan atau menonton hiburan kesenian yang kebetulan pada malam itu puncak acaranya menampilkan kesenian wayang kulit.

Hal ini membuat sebagian ruas Jl. Suryo ditutup total selama acara berlangsung mulai pukul 19.00 WIB-22.30 WIB.

Advertisement

Hal ini membuat sebagian ruas Jl. Suryo ditutup total selama acara berlangsung mulai pukul 19.00 WIB-22.30 WIB.

Di lokasi tersebut, pengunjung bisa mencicipi ratusan jenis jajanan baik modern hingga tradisional dengan harga cukup terjangkau, Rp3.000-Rp5.000-an. Selain itu, juga tersedia wahana bermain anak-anak yang cukup komplet termasuk wisata keliling Jagalan dengan kereta kelinci.

Panitia selama Pekan Raya berlangsung juga menyediakan satu doorprize utama berupa sepeda listrik. Bagi warga yang berminat mendapatkanya, cukup membeli kupon sebesar Rp20.000 yang nantinya akan diundi.

Advertisement

Diketahui, gelaran Pekan Raya merupakan salah satu rangkaian dari event Hajatan Ageng Jagalan (HAJ) ke-10 selain Bersih-bersih se-Kelurahan, Umbul Donga, dan Tari Kolosal Babad Jagalan dan Pawai Kesenian.

HAJ rutin digelar tiap tahun sejak tahun 2012 silam sebagai bentuk rasa syukur warga Jagalan kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus melestarikan budaya.

Lurah Jagalan, Irjanto Yudha Andika, mengatakan meski HAJ sudah berjalan lama, namun per tahun ini digelar dengan konsep baru dan digelar hampir selama satu bulan penuh. Dia menyebut semua acara ini yang mengonsep dan menyelenggarakan sepenuhnya dari masyarakat Jagalan.

Advertisement

“Tahun ini kami punya branding berbeda di HAJ. Di mana, kami ingin menggandeng sebanyak-banyaknya UMKM lokal Jagalan dan berbagai komunitas baik itu masyarakat maupun pendidikan untuk berpartisipasi di HAJ ke-10. Total ada lebih dari 120 UMKM loka yang kami libatkan belum lagi pedagang kaki lima yang kami perkirakan jumlahnya ratusan,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Senin (20/5/2024).

Lebih lanjut, Yudha menjelaskan tahun ini HAJ mengangkat tema Lembu Miluhur. Artinya, masyarakat diajak untuk mengingat sejarah bahwa sapi atau lembu tidak bisa dipisahkan dari keluhuran atau kemakmuran Kelurahan Jagalan saat ini, karena banyak warganya yang “menggantungkan hidup” dari sapi, mulai dari penyembelihan hingga perdagangan daging sapi.

Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Jagalan, Anggoro Budi Prasetyo, mengatakan di panggung kesenian Pekan Raya setiap harinya ada 5-10 kelompok penampil dengan jumlah personel mencapai 50-100 orang.

Advertisement

Para penampil berasal dari warga setempat, komunitas kesenian dan sejumlah instansi pendidikan (sekolah) yang ada di Jagalan.

“Bentuk penampilan mereka juga berbeda-beda, ada yang berpuisi, drama, tari, paduan suara, nyanyi, wayang, dan sebagainya. Bahkan kemarin ada beberapa perguruan silat yang juga ingin tampil,” kata dia.

Anggoro menyebut puncak HAJ ke-10 tahun ini akan digelar Minggu (26/5/2024) siang pukul 13.00 WIB. Acara tersebut akan melibatkan 15 RW, 16 komunitas, dan 13 institusi pendidikan yang ada di Jagalan untuk pawai dan tari kolosal Babad Jagalan yang titik mulai dan berakhirnya di SMP N 20 Solo.

“Sebelum acara puncak tanggal 26 Mei, kami juga ada acara Umbul Donga pada Sabtu (25/5/2024) malam. Nantinya para sesepuh Kelurahan Jagalan termasuk Ki Lawu Arta akan memanjatkan doa lewat kebudayaan dan berjalan sambil membisukan diri,” lanjutnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif