Soloraya
Sabtu, 18 Mei 2024 - 18:36 WIB

Warga Sumbang Pakaian kepada Korban Kebakaran di Kantor Kelurahan Manahan Solo

Redaksi Solopos.com  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di Kantor Kelurahan Manahan, Solo, digunakan sebagai tempat pengungsian sementara korban kebakaran, Sabtu (18/5/2024). (Solopos.com/Ahmad Kurnia Sidik)

Solopos.com, SOLO–Sejumlah warga dari Kelurahan Manahan dan sekitarnya membagikan pakaian bekas dan beberapa barang lainnya kepada korban kebakaran yang terjadi di Kelurahan Manahan, Solo, pada Jumat (17/5/2024) malam lalu.

Pantauan Solopos.com pada Sabtu (18/5/2024) di Kantor Kelurahan Manahan, sekitar pukul 12.30 WIB hingga 14.00 WIB, tampak sejumlah warga mendatangi kantor kelurahan yang digunakan sebagai tempat pengungsian sementara itu dengan membawa sekarung atau pun dua karung pakaian bekas untuk korban kebakaran.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, sejak pagi hingga siang itu, setidaknya sudah ada 19 warga yang berasal dari Kelurahan Manahan dan sekitarnya yang berbagi berbagai barang kebutuhan yang bisa dimanfaatkan oleh korban kebakaran.

Salah satunya ialah warga Kelurahan Manahan, Retno Tri Untari, 40. Bersama seorang anak kecil, ia membawa dua bungkus plastik yang berisi pakaian anak dan dewasa.

Advertisement

Salah satunya ialah warga Kelurahan Manahan, Retno Tri Untari, 40. Bersama seorang anak kecil, ia membawa dua bungkus plastik yang berisi pakaian anak dan dewasa.

“Enggak ada alasan khusus, selain kemanusiaan,” ungkap dia saat diwawancarai wartawan di Kantor Kelurahan Manahan, Sabtu (18/5/2024).

Retno mengaku awalnya mengetahui informasi kebakaran dari status pesan WhatsApp temannya. Dan siang itu, ia membawakan pakaian yang mungkin sangat dibutuhkan bagi korban kebakaran dekat Flyover Manahan Solo itu.

Advertisement

Salah satu korban kebakaran, Wanto, 74, saat berbincang dengan wartawan di Kantor Kelurahan Manahan, Solo, Sabtu (18/5/2024) menyampaikan terima kasihnya kepada warga sekitar yang sudi peduli kepada seluruh korban kebakaran.

“Barang-barang dari mereka sangat berguna bagi kami, apalagi saya yang semua barang saya ludes karena terbakar,” ungkap Wanto.

Wanto bercerita bahwa saat kejadian kebakaran malam itu, isterinya sedang sakit, sehingga dia fokus menyelamatkan isteri dan ketiga anaknya, sementara harta-benda miliknya tak satu pun bisa diselamatkan.

Advertisement

Sampun boten usah diurusi, bondo minggat ra pamitan, teka ora kula nuwun. Ngko sing maringi Gusti [Sudah tidak usah dipikiri, harta pergi tanpa pamitan, datang tanpa permisi. Nanti yang memberi [harta] Tuhan,” kata Wanto yang menirukan percakapannya dengan isterinya.

Wanto berharap ada langka lebih lanjut dalam bantuan dari pemerintah untuk mereka para korban kebakaran dekat Flyover Manahan Solo itu, terutama bantuan penginapan. Kata dia, di mana pun, selagi masih di Solo, ia bersedia menempati tempat tinggal bantuan, jika ada.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Solo, Nico Agus Putranto, menyampaikan bahwa korban kebakaran di Kelurahan Manahan yang terjadi pada Jumat (17/5/2024) malam itu yang mengungsi di Kantor Kelurahan Manahan hingga Sabtu (18/5/2024) itu berjumlah delapan kepala keluarga dengan jumlah keseluruhan sekitar 22 pengungsi.

Advertisement

“Data berjalan. Korban tetap sembilan KK [kepala keluarga] dan jumlah pengungsinya 25 orang. Kebetulan dari 9 rumah terbakar, itu satu rumah yang terbakar hanya belakangnya saja sehingga pada siang ini sudah kembali ke rumahnya,” ungkap dia saat diwawancarai wartawan di Kantor Kelurahan Manahan, Sabtu (18/5/2024).

Untuk kebutuhan dasar yang saat ini dipenuhi terlebih dahulu ialah makan dan minum untuk tiga hari, mulai Jumat-Minggu (17-19/5/2024), yang didatangkan langsung dari Dinas Sosial (Dinsos) Solo. Sementara untuk keperluan lainnya, seperti mandi, cuci, dan kebersihan lainnya memanfaatkan fasilitas di Kantor Kelurahan Manahan.

Nico mengaku bahwa pihaknya baru saja melakukan koordinasi dengan pihak-pihak lainnya terkait dengan kelanjutan nasib pengungsi. Menurut dia ke depannya akan disiapkan rumah susun (rusun) bagi korban yang tidak tahu harus tinggal di mana.

“Informasi yang kami dapat ada beberapa yang mau ngekos, atau ke tempat saudaranya. Bagi yang tidak tahu ke mana, kami usahakan nanti coba koordinasi dengan Disperumkimtan untuk rencananya menyiapkan rusun,” bebernya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif