SOLOPOS.COM - Camat Mojosongo, Boyolali Wurlaksono (kanan) berbincang dengan pegawai di teras kantor kecamatan setempat, Sabtu (1/4/2017). (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Biasa Wae di Kecamatan Mojosongo, Boyolali, ternyata memiliki makna yang lebih kompleks.

Solopos.com, BOYOLALI – Moto “Biasa WaeKecamatan Mojosongo, Boyolali, sedang menjadi perbincangan di media sosial. Terdengar seperti ekspresi datar, moto ini sebenarnya punya makna mendalam.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Biasa wae, dua kata yang dikenal berasal dari bahasa Jawa ini bisa berarti “biasa saja.” Namun bagi sebagian orang, biasa wae memiliki banyak makna.

Biasa wae bisa dimaknai sebagai frase yang pasif yakni datar-datar saja, tidak ada yang menonjol, tidak banyak polah, tidak ada kemajuan, dan sebagainya. Sebaliknya, biasa wae bisa mengandung perintah agar orang lain bertindak sewajarnya, tidak usah banyak tingkah.

Lalu bagaimana jika biasa wae dijadikan moto? Inilah dilakukan pemerintah Kecamatan Mojosongo, Boyolali.

Seperti diamati Solopos.com, moto “Biasa Wae” ini terpasang di depan pintu masuk kantor kecamatan Mojosongo. Masing-masing huruf dicetak dari bahan plat tipis yang dicat warna merah dengan ukuran cukup besar sehingga mudah dibaca orang yang akan masuk ke dalam kantor.

Tak pelak, foto ini menjadi ramai dibicarakan di media sosial (viral). Akun Instagram komunitas lelucon Onecak mengunggah foto kiriman netizen tersebut. Dalam caption foto, Onecak menulis, Kecamatan yang low profile..”

Foto ini sebelumnya menjadi salah satu yang terpopuler di versi forum situs 1Cak.com dan menuai banyak komentar. Foto diunggah Hafidzdoank dengan tagging mj9, Boyolali.

Kecamatan yang low profile… : Biasa Saja =)) http://1cak.com/2020171 #1cak #wtf #funny

Sebuah kiriman dibagikan oleh 1CAK For Fun Only (@onecak) pada

Sempat viral di media sosial, lantas apa sebenarnya makna moto “Biasa Wae” di kecamatan Mojosongo ini?

Ternyata moto “Biasa Wae” ini tidak ada kaitannya secara langsung dengan frase bahas Jawa. “Biasa Wae,” atau lebih tepat ditulis “BIASA WAE” merupakan singkatan dari bersih, ikhlas, amanah, santun, akuntabel, wajar, adil, efektif, dan efisien.

Slogan ini dicanangkan sejak 2015 oleh Camat saat itu, Hendrayanto bersamaan dengan pencanangan jargon Paten yang juga merupakan akronim dari pelayanan administrasi terpadu kecamatan.

Dalam catatan dokumen, saat itu pemerintah setempat ingin mewudujkan antara lain peningkatan pelaksanaan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan yang sesuai prinsip good governance. Mojosongo juga ingin mewujudkan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan wawasan pegawai dalam melaksanakan tugas.

Sementara itu, Camat Mosojsongo saat ini, Wuraksono mengatakan, meski biasa wae terdengar pasif, justru moto ini mengandung semangat agar para pegawai di semua wilayah kecamatan Mosojongo meningkatkan diri dalam bidang yang ada dalam moto itu.

“Jangan melihat biasa wae ini hanya moto tapi benar-benar dilaksanakan. Bahwa pelayanan harus bersih tanpa pungutan, ikhlas bekerja dengan hati, amanah penuh tanggungjawab, santun dalam melayani masyarakat, akuntabel pekerjaaannya dapat dipertanggungjawabkan, wajar tidak terlalu berlebihan, adil tidak membedakan lapisan masyarakat, efektif sesuai tugas dan efisien dalam pelayanan sehingga bisa dilakukan dengan cepat tanpa penundaan,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Sabtu (1/4/2017).

Wurlaksono berharap dengan moto itu semua sasaran yang dicanangkan pemerintah saat itu dapat tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya