SOLOPOS.COM - Pedagang aneka bahan pangan di Pasar Wonogiri, Suwarni, memilah cabai rawit di lantai I Pasar Wonogiri, Selasa (3/1/2023). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Harga jual cabai rawit atau sret di Pasar Wonogiri naik menjadi Rp70.000/kg pada momen Tahun Baru 2023. Kenaikan harga jual itu dinilai masih wajar dan tidak mempengaruhi hasil penjualan pada pedagang.

Salah satu pedagang aneka bahan pangan di Pasar Wonogiri, Karsi, 47, mengatakan harga jual cabai rawit melonjak sejak dua hari sebelum pergantian tahun. Semula, harga cabai senilai Rp50.000/kg. Kemudian langsung melonjak menjadi Rp70.000/kg.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Naiknya langsung Rp20.000/kg, tidak bertahap. Tapi memang sejak dulu kalau momen tahun baru begini pasti naik. Sebenarnya, harga cabai rawit itu normal sekitar Rp40.000/kg,” kata Karsi saat ditemui Solopos.com di lantai I Pasar Wonogiri, Selasa (3/1/2023).

Menurut Karsi kenaikan itu bisa jadi disebabkan cuaca buruk yang terjadi belakangan ini sehingga mempengaruhi hasil produksi cabai rawit. Meski naik, tidak ada kelangkaan cabai rawit.

Kenaikan itu juga sama sekali tidak memengaruhi permintaan cabai rawit. Permintaan masih stabil. Warga sudah paham jika pada momen-momen tertentu, harga cabai rawit pasti naik. 

Pedagang aneka bahan pangan lain di lantai  I Pasar Wonogiri, Suwarni, menyampaikan hal serupa. Kenaikan harga jual cabai itu tidak membuat persediaan cabai menurun. Suwarni tetap menyediakan cabai rawit minimal lima kg saat pagi. Kemudian menambah persediaan lagi lima kg pada siang atau sore.

“Konsumen itu kalau harga cabai tidak sampai Rp100.000/kg, mereka tetap mau beli. Penurunan penjualan cabai baru terasa kalau harganya segitu. Kalau sekarang masih stabil. Konsumen juga enggak banyak yang protes. Mereka sudah paham,” ujar dia.

Suwarni memprediksi kenaikan ini tidak akan bertahan lama. Satu hingga dua pekan ke depan harga cabai akan kembali turun minimal Rp50.000/kg. Hal itu berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya.

“Kalau tahun baru begini, kenaikan harga itu enggak lama. Beda kalau momen Lebaran, itu bisa lebih dari sebulan kenaikan harganya,” kata Suwarni.

Kenaikan harga jual pada momen tahun baru ini juga terjadi pada komoditas beras. Hal itu disampaikan pedagang sembako tidak jauh dari Suwarni, yakni Siti Cendol.

Menurut Siti, harga beras naik Rp1.000/kg dari Rp11.000 menjadi Rp12.000/kg. Kenaikan itu mulai terasa sejak dua pekan sebelum pergantian tahun 2023. 

“Awalnya Rp11.000/kg, kemudian naik Rp500/kg. Terus naik lagi menjadi Rp12.000/kg. Katanya kenaikan harga ini karena harga gabah dari petani naik,” ucapnya.

Penjual aneka makanan penyetan di Giripurwo, Wonogiri, Eko Bothok, mengaku tidak terlalu memusingkan kenaikan harga cabai tersebut. Meski naik, ia tetap membeli cabai rawit sebanyak satu kg setiap hari.

Selama cabai sret tidak langka dan harganya tidak sampai menyentuh Rp100.000/kg, dia tidak mempermasalahkan kenaikan harga itu.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Wonogiri, Sunardi, menjelaskan kenaikan harga cabai rawit sering terjadi ketika musim penghujan seperti sekarang ini. Hal itu lantaran produksi cabai menjadi berkurang meski tidak signifikan. 

“Tidak hanya di Wonogiri, kenaikan harga cabai juga terjadi di kabupaten/kota di Soloraya. Soalnya kalau saya cek, pasokan cabai rawit di Soloraya itu banyak didatangkan dari Cepogo, Boyolali. Tapi kenaikan ini enggak akan bertahan lama. Nanti turun sendiri dalam waktu dekat,” ulas Sunardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya