SOLOPOS.COM - Sebagian atap ruang Kelas II SDN 01 Gantiwarno, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, ambrol pada Mingu dan Senin (11-12/9/2022). Peristiwa terjadi saat kelas kosong. Saat ini KBM direlokasi ke masjid sekolah. (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebagian atap ruang Kelas II SDN 01 Gantiwarno, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, ambrol. Peristiwa ini terjadi dua kali, yakni pada Minggu (11/9/2022) dan Senin (12/9/2022).

Beruntung kejadian itu di luar hari dan jam pelajaran sehingga ruangan dalam keadaan kosong, tidak ada guru maupun siswa di dalamnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Diketahui, ambrolnya genteng sekolah ini disebabkan oleh rangka kayu atap yang sudah lapuk dan diperparah dengan serangan rayap. Sehingga diperkirakan kelapukan ini tidak hanya terjadi di lokasi genting yang ambrol, tetapi juga di lokasi lainnya. Bahkan, dimungkinkan juga terjadi di ruangan lainnya.

“Memang tidak hanya di kelas II, tapi di ruang lain kemungkinan sama. Di ruang guru rangkanya juga sudah lapuk,” ujar Kepala SDN 01 Gantiwarno, Haryadi, saat ditemui di sekolah, Selasa (13/9/2022).

Baca Juga: Rangka Lapuk, Genting Ruang Kelas SDN 01 Gantiwarno Karanganyar Ambrol

Hal itu diketahui dari tukang yang sering dipekerjakan untuk untuk perbaikan gedung sekolah. Malah, tukang tersebut tak berani memanjat atap untuk melakukan perbaikan karena khawatir rangka sudah terlalu lapuk dan membahayakan.

Haryadi menyebut sudah belasan tahun atap sekolah tidak direhab total. Kerusakan yang terjadi diperbaiki hanya dengan cara tambal sulam. “Kalau ada yang rusak di bagian atap ya hanya diganti kayunya satu-satu yang rusak saja. Sekolah ini pernah dapat DAK [Dana Alokasi Khusus] beberapa tahun lalu, tapi ya tidak bisa untuk rehab total juga,” ujarnya.

Rehab Pakai Uang Infak

Keamanan sekolah dinilai sangat penting. Tetapi di sisi lain sekolah tidak mendapat alokasi dana rehab dari pemerintah. Sehingga perbaikan gedung belakangan dilakukan menggunakan uang infak siswa dan guru yang sedianya untuk membeli hewan kurban.

“Awal tahun lalu, kami sudah melakukan perbaikan sendiri sedikit-sedikit di ruang kelas lain, bukan Kelas II. Soalnya kalau atap dibiarkan rusak kan bahaya untuk anak-anak. Tapi karena sekolah juga tidak punya uang, kami pakai uang infak. Uang itu dikumpulkan seikhlasnya dari siswa dan dari guru. Dari infak siswa itu terkumpul sekitar Rp8 juta dan infak guru Rp25.000 per bulan,” ujarnya.

Baca Juga: Ruang Kelas Rusak, Siswa SDN 2 Penawangan Ujian di Teras Sekolah

Uang itu sedianya untuk membeli hewan kurban. Tapi karena ada yang lebih mendesak, sekolah menggunakannya untuk rehab.

Namun ketika bagian yang direhab itu sudah bagus, justru kini ruang lainnya yang atapnya rontok. Ia pun tak berdaya dan hanya bisa memasrahkan kepada Pemkab Karanganyar untuk mencari solusi atas persoalan sarana dan prasarana sekolah yang perlu direhab.

Kepala Disdikbud Karanganyar Yopi Eko Jati Wibowo mengatakan pihaknya akan mengupayakan rehab sekolah tersebut sebagai prioritas pembangunan 2023.

“Itu atapnya memang sudah lapuk dan perlu direhab. Tapi anggaran ABPD Karanganyar 2022 Perubahan sudah jadi, sehingga rehab tidak mungkin dilakukan tahun ini. Tahun 2032 akan kami usahakan untuk memprioritaskan anggaran untuk rehab sekolah ini. Untuk sementara kami minta kepala sekolah agar memindahkan kegiatan siswa ke tempat yang aman,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya