Soloraya
Senin, 20 Desember 2021 - 17:35 WIB

Tak Ada IPAL, Perajin Tahu Weru Sukoharjo Buang Limbah ke Sungai

R Bony Eko Wicaksono  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi proses produksi kedelai menjadi tahu. (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Solopos.com, SUKOHARJO — Puluhan perajin tahu di Desa Karanganyar, Kecamatan Weru, Sukoharjo, kesulitan mengelola limbah cair mereka. Pemkab Sukoharjo memberikan bantuan berupa instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal guna mengurangi tingkat pencemaran air sungai.

Di Desa Karanganyar setidaknya terdapat 70 perajin tahu yang tersebar di sejumlah lokasi. Industri usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tersebut dirintis sejak beberapa tahun lalu.

Advertisement

Selama ini, para perajin tahu membuang limbah cair ke sungai kecil yang melewati permukiman penduduk. Seorang pengurus paguyuban perajin tahu di Desa Karanganyar, Hartoyo, mengatakan para perajin tahu hampir setiap hari membuang limbah cair ke sungai. Selama ini, belum ada IPAL komunal yang digunakan untuk mengelola limbah cair industri pembuatan tahu.

Baca Juga: Seleksi Berjalan, 4 Jabatan Eselon II Pemkab Sukoharjo Terisi Awal 2022

“Kalau warga Desa Karanganyar sudah terbiasa dengan bau tak sedap limbah cair industri tahu yang dibuang di sungai. Namun, jika ada warga daerah lain yang melewati sungai pasti menutup hidung lantaran baunya cukup menyengat,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com di Sukoharjo, Senin (20/12/2021).

Advertisement

Hartoyo tak memungkiri limbah cair industri tahu menganggu aktivitas masyarakat sehari-hari. Namun, para perajin tahu di Karanganyar, Weru, Sukoharjo, itu juga kebingungan lantaran belum ada IPAL komunal yang digunakan untuk mengolah limbah cair.

Bantuan IPAL Komunal

Industri tahu memberikan kontribusi positif dalam penyediaan pangan, tenaga kerja, dan pengembangan ekonomi daerah. Di sisi lain, industri tahu berpotensi mencemari dan merusak ekosistem sungai lantaran perajin tahu membuang limbah cair ke sungai.

“Lokasi perajin tahu berpencar. Tidak satu lokasi khusus. Jadi walaupun ada IPAL komunal tetap saja belum bisa menyelesaikan persoalan limbah cair industri tahu,” ujarnya.

Advertisement

Baca Juga: Pengakuan Gamelan oleh UNESCO Dongkrak Harapan Perajin Wirun Sukoharjo

Namun demikian, Hartoyo mengapresiasi bantuan IPAL komunal dari Pemkab Sukoharjo untuk mengurangi tingkat pencemaran air sungai. Ia mengajak para perajin tahu lainnya untuk mengolah limbah cair melalui IPAL komunal.

Penyerahan bantuan IPAL komunal dilakukan oleh Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, di lobi kantor bupati. IPAL komunal itu memiliki kapasitas volume 75,9 meter kubik. IPAL komunal itu bisa digunakan untuk 17 perajin tahu di Karanganyar, Weru, Sukoharjo.

Bupati berharap tingkat pencemaran air sungai dan udara bisa ditekan melalui IPAL komunal sehingga mampu menjaga lingkungan dan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat setempat. “Saya berharap bantuan IPAL komunal benar-benar dimanfaatkan perajin tahu di Desa Karanganyar. Para perajin tahu harus memperhatikan aspek lingkungan hidup,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif