Soloraya
Kamis, 7 April 2022 - 14:32 WIB

Tak Banyak yang Tahu Ada Kepingan Surga di Desa Soko Sragen

Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Air terjun Kedung Grojog di antara Desa Soko dan Desa Doyong, Miri, Sragen. (jatengprov.go.id)

Solopos.com, SRAGEN — Desa Soko di Kecamatan Miri, Sragen, menjadi satu dari tiga desa yang akan dikembangkan Pemkab untuk mendukung wisata Gunung Kemukus. Tak banyak yang tahu bila di sekitar Desa Soko terdapat spot menarik yang oleh beberapa orang sebagai potongan surga tersembunyi. Spot itu adalah Air Terjun Kedung Grojog.

Desa Soko berada sekitar 33 km dari ibu kota Kabupaten Sragen dan memiliki potensi yang bagus di bidang pertanian dan pertambangan. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan agrobisnis dan pertambangan.

Advertisement

Desa Soko nterletak antara dua desa di Kecamatan Miri dan dua desa di Kecamatan Sumberlawang. Jarak Desa Soko dengan ibukota Kecamatan Miri maupun ibukota Kecamatan Sumberlawang sekitar 1,5 km.

Di dekat Desa Soko terdapat air terjun yang tak banyak orang tahu. Namanya Kedung Grujug. Air terjun yang berada di antara Desa Soko dan Doyong ini belum tergarap sehingga masih sepi pengunjung.

Advertisement

Di dekat Desa Soko terdapat air terjun yang tak banyak orang tahu. Namanya Kedung Grujug. Air terjun yang berada di antara Desa Soko dan Doyong ini belum tergarap sehingga masih sepi pengunjung.

Baca Juga: Pemkab Sragen Lirik 3 Desa Ini untuk Menunjang Wisata New Kemukus

Mengutip artikel humas.jatengprov.go.id, Kamis (7/4/2022), ditelusuri dari namanya, Kedung Grujug berasal dari Bahasa Jawa. Kedung memiliki arti sungai yang dalam. Sementara grujug artinya siram. Dari nama ini bisa diartikan Kedung Grujug adalah siraman air di sungai yang dalam.

Advertisement
Air terjun Kedung Grojog di antara Desa Soko dan Desa Doyong, Miri, Sragen. (jatengprov.go.id)

Masih menurut sumber yang sama, Ketua RT02 Dusun Pungkruk, Desa Doyong, Cipto Sumarno, mengatakan Kedung Grujug berada di aliran Sungai Prupuk. Susunan tebing batu yang membentuk air terjun berasal dari aliran Sungai Kedung Kancil yang bermuara di Waduk Kedung Ombo.

“Kebanyakan yang datang ke sini itu para pemancing ikan. Karena kalau debit air sungainya meningkat itu ikannya melimpah. Makanya, di pinggir sungai ada branjang untuk menjaring ikan. Sedangkan pengunjung anak muda yang mau foto-foto paling ramai ya di hari Sabtu dan Minggu,” katanya dalam artikel yang dimuat sekitar Maret 2019 lalu.

Baca Juga: Indahnya Wisata Gunungsono Sragen Bak Labuan Bajo

Advertisement

Cipto tak menampik, potensi Kedung Grujug memang belum tergarap secara serius. Hal ini terlihat dari belum terpasangnya papan penunjuk arah maupun kondisi bantaran Sungai Prupuk yang masih rimbun dengan alang-alang. Padahal ditilik secara lokasi, destinasi baru ini menawarkan suasana sejuk nan asri.

“Masyarakat di sini masih menunggu dari Dinas Pariwisata (Disbudparpora Sragen), (lokasi ini) dijadikan objek wisata agar bisa semakin ramai. Karena letak Kedung Grujug ini kan diapit Desa Doyong dan Desa Soko. Jadi enggak mungkin bisa jalan sendiri dengan Dana Desa,” ujarnya.

Bagi yang penasaran dengan air terjun Kedung Grujug, lokasinya tak jauh dari pinggir jalan Solo-Purwodadi atau berjarak sekitar 3 km dari kota Kecamatan Gemolong. Begitu tiba di Dusun Pungkruk, pengunjung bisa menitipkan kendaraannya di rumah warga. Pasalnya, untuk menuju lokasi air terjun, harus berjalan kaki sekitar 8 menit.

Advertisement

Baca Juga: Mengungkap Mitos Pemandian Air Panas Bayanan dan Khasiat Penyembuhannya

Cipto menyarankan pengunjung datang saat pagi atau sore hari karena pemandangan di sana sedang bagus-bagusnya. Selain itu, air terjun tampak indah justru saat musim kemarau. Di musim hujan, debit sungai meningkat malah membuat pesonanya tak terlihat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif