SOLOPOS.COM - Kegiatan penebaran benih ikan oleh Divisi Jasa Asa III/1 Perum Jasa Tirta (PJT) 1 di WGM Wonogiri, Kamis (15/6/2023). Ada 50.000 benih ikan nila dan 50.000 benih ikan patin yang disebar. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Perum Jasa Tirta (PJT) 1 menebarkan 100.000 benih ikan nila dan patin ke Waduk Gajah Mungkur  atau WGM Wonogiri. Penebaran benih ikan itu tak sekadar untuk menambah populasi sehingga berdampak pada hasil tangkap ikan nelayan, tapi juga sebagai upaya menjaga ekosistem biota WGM.

Kepala Divisi Jasa ASA III/1 PJT 1, Erwando Rahmadi, mengatakan penebaran benih ikan di WGM Wonogiri dilakukan secara rutin minimal sekali dalam setahun. Penebaran benih itu dilakukan sebagai upaya pelestarian ekosistem waduk.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Di sisi lain, dengan adanya ekosistem ikan di WGM bisa menjadi cerminan kualitas air di waduk tersebut. Ketika ikan di WGM bisa hidup, tumbuh, dan berkembang biak dengan baik, berarti setidaknya kualitas air di WGM masih terjaga.

“Ini upaya untuk memelihara ekosistem dari air di WGM ini. Sebab ekosistem di waduk ini dampaknya cukup besar bagi masyarakat sekitar waduk,” kata Erwando saat diwawancarai Solopos.com di Bendungan Serbaguna Wonogiri, Kamis (15/6/2023).

Erwando menerangkan area WGM Wonogiri meliputi tujuh kecamatan. Di tiap kecamatan di Wonogiri itu terdapat nelayan yang menangkap ikan di WGM yang diresmikan pada 1981.

Informasi yang ia dapatkan, setidaknya ada 64 kelompok nelayan di WGM. Banyak dari mereka yang menggantungkan hidup pada ekosistem ikan di WGM. Menurut dia, hal itu juga yang menjadi alasan PJT 1 menebarkan benih ikan jenis ikan nila dan patin masing-masing 50.000 ekor.

Dua jenis ikan itu menjadi komoditas ikan hasil tangkapan nelayan Wonogiri. Ikan-ikan dari hasil tangkapan itu dijual ke pasar lokal maupun luar Wonogiri. 

“Sejauh ini sebenarnya kondisi ekosistem di perairan di WGM Wonogiri masih baik, setidaknya masih terjaga. Artinya selama ini tidak ada kejadian serius, misalnya ikan mabuk, mati masal. Kami berkomitmen untuk tetap menjaga itu,” ujarnya.

Kelestarian Ekosistem

Dia berharap nelayan atau pelaku usaha tangkap ikan di WGM juga harus andil dalam menjaga biota WGM Wonogiri. Hal itu bisa dilakukan dengan cara menangkap ikan yang sesuai dengan peraturan. Misalnya menggunakan jaring tangkap sesuai standar dan tidak menggunakan obat-obatan. 

Erwando menambahkan kegiatan penebaran benih ikan ini juga berkolaborasi dengan PT PLN Indonesia Power dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. Selain itu melibatkan beberapa instansi Pemerintah Kabupaten Wonogiri dan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Wonogiri. 

Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri, Catur Wuryaningsih, menyampaikan penebaran benih ikan di WGM Wonogiri dilakukan secara rutin baik dari instansi maupun kelompok nelayan.

Penebaran ikan perlu dilakukan, selain menjaga kelestarian ekosistem, juga menjaga agar hasil tangkap ikan nelayan tetap stabil. Catur mengatakan jenis ikan yang kerap ditebarkan memang nila dan patin.

Sebab dua jenis ikan itu menjadi komoditas utama dari WGM Wonogiri. Ia menambahkan pada dasarnya ikan bisa berkembang biak di waduk terutama ikan endemik. Tetapi kenyataannya tidak ada keseimbangan antara yang ditangkap dengan penambahan jumlah ikan.

“Setiap tahun memang ada penebaran ikan, tetapi penebaran ikan tawes yang notabene habitatnya di Wonogiri malah jarang, diperkirakan populasinya menurun. Karena itu kami berharap, selain dua jenis ikan itu [nila dan patin], juga ada penebaran benih ikan tawes,” kata Catur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya