SOLOPOS.COM - Kepala Satpol PP Solo Arif Darmawan. (Solopos-Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO—Kejadian seorang laki-laki asal Magelang yang tiba-tiba membawa gerobak bertuliskan narasi protes kepada Megawati Soekarnoputri dan tudingan Ir Soekarno adalah komunis di depan Balai Kota Solo, tidak diproses secara hukum.

Penjelasan itu disampaikan Kepala Satpol Pamong Praja (PP) Solo, Arif Darmawan, saat diwawancara wartawan, Kamis (23/11/2023).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Iya, tidak ada proses hukum. Kondusif,” ujar dia. Menurut Arif pelaku diserahkan Dinas Sosial (Dinsos) Solo.

Ihwal penanganan selanjutnya seperti apa, dia menyatakan sudah menjadi tanggung jawab Dinsos Solo. Termasuk ketika ditanya apakah pelaku mempunyai gejala ganguan jiwa, dia mengaku tak tahu, karena bukan seorang dokter jiwa.

“We lah kalau itu saya tidak bisa mendeteksi. Kan saya bukan dokter,” kata dia. Menurut dia, ketika pihaknya menitipkan seseorang ke Dinsos Solo biasanya akan ditampung di tempat tertentu. Namun dia tidak mau menjelaskan mendetail.

Arif lebih menyoroti lolosnya pelaku yang membawa berbagai tulisan itu hingga ke pusat Kota Solo. Apa yang pelaku lakukan tersebut bisa menimbulkan gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat (Tibumtranmas).

Dia meminta jajarannya untuk lebih waspada terhadap kemungkinan adanya tindakan-tindakan yang mengganggu Tibumtranmas Solo. “Sudah kami sampaikan deteksi dini. Teman-teman lapangan mesti lebih peka, jangan lolos,” urai dia.

Menurut Arif, bila tindakan semacam itu bisa dideteksi lebih dini, tentu bisa diambil tindakan pencegahannya lebih awal. “Kalau bisa dideteksi lebih awal kan bisa ditangani lebih dini. Kemarin kami serahkan ke Dinas Sosial,” tutur dia.

Sebelumnya, seorang laki-laki yang mengklaim sebagai loyalis Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat gempar Kota Solo pada Senin (20/11/2023) malam.

Dia membawa gerobak yang dipasangi potongan-potongan kertas berisi pernyataan dukungan untuk Jokowi dan protes kepada Megawati. Laki-laki yang belum diketahui pasti identitasnya itu juga menuduh Soekarno sebagi seorang komunis sejati.

Seperti tulisan “Kami ikut Jokowi, Jas Merah pesan PDI, Soekarno komunis Nasakom Sejati. Mega menolak perintah Soekarno yaitu: yang mengaku sebagai anak ideologi Soekarno haruslah kiri, yaitu komunis,” yang dipasang di salah satu sisi gerobak.

Masih banyak lagi tulisan-tulisan di gerobak lelaki tersebut. Hal itu diketahui dari kiriman foto dan video di salah WhatsApp Group (WAG) Solopos.com. Menurut pihak pengirim video dan gambar itu, lelaki tersebut melintas di depan Balai Kota Solo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya