SOLOPOS.COM - Bangunan komersial di atas aliran Kali Jenes dan deretan bangunan yang menjorok ke sungai di Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Senin (6/3/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Persoalan pendangkalan dan penyempitan Kali Jenes di Kartasura, Sukoharjo masih menjadi sorotan hingga sekarang. Pendangkalan dan penyempitan tersebut diyakini menjadi pemicu terjadinya banjir.

Jika sebelumnya aliran Kali Jenes di Dukuh Mendungan, Desa Pabelan, Kartasura. Di daerah Gembongan, tepatnya perbatasan Desa Singopuran dengan Desa Pabelan juga mengalami hal yang sama.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal itu disampaikan oleh Camat Kartasura, Joko Miranto, Senin (13/3/2023). Selain menyempit, aliran Kali Jenes di daerah Gembongan juga mengalami pendangkalan paling parah. Di kanan-kiri sungai tersebut sudah penuh dengan deretan bangunan rumah warga.

“Banjir yang sering terjadi di daerah Gembongan itu yang paling parah disebabkan adanya sedimentasi Kali Jenes. Permasalahanya di sana tidak ada garis sempadannya,” kata Joko.

Dia mengatakan upaya pengerukan sudah pernah dicoba, namun saat dilakukan survei penurunan alat berat di kawasan itu terkendala medan. Dia mengatakan permasalahan itu juga pernah diadukan ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

“Kebetulan kami punya kolega yang berdinas di BBWSBS, permasalahan itu pernah kami sampaikan. Namun untuk melakukan pengerukan sendimentasi itu alat beratnya tidak bisa masuk,” jelas Joko.

Dia mengutip keterangan dari petugas BBWSBS itu, kendala utama pengerukan sedimentasi adalah tidak adanya akses menuju lokasi sedimentasi. Mengingat di sepanjang sungai di daerah itu sudah penuh deretan bangunan berdiri di sempadan sungai.

Joko juga menguraikan pendangkalan terparah terjadi di kawasan Kali Jenes di sekitar jembatan di depan The Heritage Palace (Gembongan) hingga ke arah timur. Menurutnya jika pendangkalan itu bisa dikeruk, setidaknya dapat mengurangi risiko penyebab banjir.

Di sisi lain, dia menyebut alat berat bisa diturunkan dengan menunggu musim kemarau tiba. Mengingat air Kali Jenes akan berkurang banyak sehingga permukaan sedimentasinya akan terlihat.

Dia mengakui persoalan sedimentasi Kali Jenes di daerah Gembongan tersebut sudah menjadi pembahasan antara dirinya dengan Kepala Desa (Kades) setempat. Bahkan peninjauan lokasi oleh keduanya sudah pernah dilakukan.

Dia membeberkan peninjauan itu pernah dilakukan seusai banjir. Dalam peninjauan itu, mereka juga melihat di kanan dan kiri sungai sudah tidak ada lagi garis sempadannya. Hanya untuk penanganannya, dia mengatakan hal itu menjadi kewenangan BBWSBS untuk dapat menindaklanjuti.

Sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sukoharjo dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) sempat memberikan tanggapan terkait adanya bangunan yang berdiri di atas aliran Kali Jenes.

Secara terpisah mereka mengatakan akan mengecek bangunan tersebut sekaligus deretan bangunan lain yang dikabarkan menjorok ke sungai di dekatnya di wilayah Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo.

“Kewenangan sungai itu ranah BBWSBS, sementara masalah sertifikat di pinggir sungai bisa ke ATR/BPN. Kami akan survei ke lapangan untuk pengecekan dan biar tidak ada kekeliruan,” jelas Kepala DPUPR Sukoharjo, Bowo Sutopo, belum lama ini.

Sementara itu, BBWSBS melalui anggota Tim Rekomendasi Teknis (Rekomtek) mengatakan belum pernah ada izin untuk pembangunan jembatan di atas Kali Jenes.

“Kami belum mendapat informasi selain dari media yang sudah tersebar. Kami akan jadikan ini sebagai masukan, kami memiliki Tim PPNS [penyidik pegawai negeri sipil]. Informasi ini akan kami sampaikan terkait pelanggaran di sekitar sumber daya air. Nanti biar Tim PPNS mengecek ke lokasi,” terang pria yang enggan disebutkan namanya itu.

Dia mengatakan akan memberikan surat peringatan kepada pemilik bangunan di atas sungai tersebut. Bahkan tak menutup kemungkinan jembatan itu dibongkar jika memang mengganggu aliran sungai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya