Solopos.com, BOYOLALI -- Tingkat partisipasi pemilih yang tinggi di Boyolali tidak hanya terjadi saat Pilkada 2020, 9 Desember lalu, tapi juga saat pemilihan kepala desa atau pilkades serentak di 11 desa, Selasa (15/12/2020).
Rata-rata tingkat kehadiran pemilih mencapai 81% dari daftar pemilih tetap (DPT) tiap desa. Pantauan Solopos.com pada salah satu desa penyelenggara Pilkades Kecamatan Sambi, Desa Sambi, terlihat antusiasme masyarakat dalam mendatangi ruang pemungutan suara (RPS) cukup tinggi.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Sejak pukul 08.00 WIB, warga sudah berdatangan ke RPS yang sebagian mengambil tempat Kantor Kecamatan Sambi. Pendapa kecamatan pada bagian depan kantor disekat dan jadi dibuat dua RPS.
61 Warga Solo Meninggal Positif Covid-19 Dalam 15 Hari Terakhir, Total 176 Orang
Pemilih Pilkades Kabupaten Boyolali yang datang langsung diarahkan untuk cuci tangan dan cek suhu badan. Warga yang datang juga diwajibkan memakai masker. Mereka yang tidak membawa masker diberi agar langsung dipakai.
Selanjutnya mereka diarahkan untuk berjajar mengantre masuk ke RPS sesuai yang tertera pada undangan masing-masing. "Tolong jaga jaraknya, jangan terlalu rapat," kata salah satu petugas keamanan kepada warga yang berdiri mengantre masuk ke RPS.
Penambahan RPS
Pelaksanaan pilkades serentak Boyolali sejak awal sudah disiapkan dengan mematuhi protokol kesehatan. Termasuk penyiapan RPS yang disesuaikan dengan jumlah DPT. Tujuannya agar tidak terjadi antrean panjang dan lama.
Camat Sambi, Purnawan Raharjo, mengatakan pada Pilkades serentak, Rabu (15/12), ada empat desa di Kecamatan Sambi yang melaksanakannya. "Empat desa itu yakni Desa Sambi, Babadan, Nglembu dan Trosobo," katanya.
Penempatan dua RPS tempat pemilih pilkades serentak Boyolali di pendapa kantor kecamatan tersebut untuk mematuhi aturan. Aturan tersebut yakni setiap RPS tidak boleh menampung lebih dari 500 pemilih.
Untuk itu, Desa Sambi ada penambahan RPS, dari tujuh RPS menjadi sembilan RPS. "Pelaksanaan lancar tentunya dengan protokol kesehatan sesuai arahan Pemkab [Pemerintah Kabupaten] Boyolali dan Kementerian Dalam Negeri," ujarnya.
Pengusaha Asal Solo Ini Punya 297 Restoran di 4 Negara, Semuanya Dikelola Sesuai Syariat Islam
Hampir semua warga yang masuk DPT mendatangi RPS. Beberapa warga usia lanjut pun terlihat antusias mendatangi RPS untuk memberikan hak suaranya. Ada yang datang digandeng keluarganya, ada yang datang dengan kursi roda bersama keluarganya.
Berdasarkan hasil penghitungan suara dari 11 desa pelaksana pilkades serentak Boyolali, persentase kehadiran pemilih semuanya lebih dari 70%. Desa Suroteleng, Kecamatan Selo, mencatatkan tingkat kehadiran pemilih mencapai 89,41%.
Penerapan Protokol Kesehatan
Desa Ngenden, Kecamatan Ampel, mencatatkan tingkat kehadiran 75,29%, Desa Babadan, Kecamatan Sambi, 86,89%. Selanjutnya, Desa Nglembu, Kecamatan Sambi, mencapai 82,41%, Desa Sambi, Kecamatan Sambi, mencapai 85,39%.
Taat Protokol Kesehatan, Tempat Jualan Pedagang Pasar Gede Solo Dipasangi Sekat Plastik
Desa Trosobo di Kecamatan Sambi mencapai 87,70%, kemudian Desa Kalangan, Kecamatan Klego, mencapai 73,41%. Desa Ngablak, Kecamatan Wonosamodro, mencapai 83,12%, Desa Dologan, Kecamatan Karanggede mencapai 78,20%. Kemudian Desa Bawu dan Desa Klewor di Kecamatan Kemusu masing-masing mencapai 76,43% dan 79,58%.
"Angka partisiapasi ini termasuk tinggi. Kementerian Dalam Negeri pun mengakui angka partisipasinya tinggi. Penerapan protokol kesehatannya juga dinilai sukses oleh Kementerian Dalam Negeri," kata Kabid Bina Pemerintah Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali, Candra Irawan, kepada Solopos.com, Selasa.
Sebagaimana informasi sebelumnya, pada Pilkada 2020, Boyolali mencatatkan angka partisipasi pemilih tertinggi di Soloraya. Angkanya mencapai 89,53%.