SOLOPOS.COM - Taman Tiga Menara di Bundaran Asrikanto, Dusun 3, Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali, Boyolali. (jatengprov.go.id)

Solopos.com, BOYOLALI — Penataan wajah Boyolali tidak hanya menyasar para pedagang kaki lima atau PKL di Simpang Lima pusat kota. Total ada lima tempat vital yang direncanakan akan ditata.

Kelima tempat tersebut yaitu Alun-Alun Kidul Boyolali, Simpang Lima Boyolali, depan rumah dinas Bupati Boyolali, depan RSUD Pandan Arang Boyolali, dan Taman Tiga Menara.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Bidang Infrastruktur Pembinaan dan Penataan Pedagang Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Boyolali, Aris Sulistyanto, mengungkapkan dari lima tempat tersebut, ada dua yang telah mendapatkan lampu hijau Bupati Boyolali, M Said Hidayat.

Kedua lokasi itu yaitu Taman Tiga Menara dan depan RSUD Pandan Arang Boyolali. “Jadi yang kami tata bukan hanya di Simpang Lima Boyolali, tapi penataan PKL di seluruh Kabupaten Boyolali. Kami baru siapkan kaitannya dengan Perda. Kami juga sudah FGD [Focus Group Discussion] yang kedua,” ungkap Aris saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Senin (31/7/2023).

Ia menyampaikan Perda Nomor 18 Tahun 2016 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima atau PKL sudah tidak relevan dengan kondisi Boyolali saat ini. Hal tersebut karena berkembang dan bertumbuhnya jumlah PKL.

Aris tak memungkiri dengan perkembangan ikon-ikon Kabupaten Boyolali akan berimbas pada munculnya PKL di ruang terbuka. Dengan begitu, PKL perlu ditata kembali agar Boyolali menjadi lebih tertib, indah, dan nyaman untuk ditinggali atau dikunjungi.

Penataan PKL, tutur Aris, akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama ini akan difokuskan di Kecamatan Boyolali lalu menyusul ke kecamatan lain.

“Kami memang diperintahkah Pak Bupati untuk melakukan penataan, tidak hanya di Kecamatan Boyolali, tapi juga akan bertahap. Kami mulai dari regulasinya dulu, tahun ini kami siapkan master plan-nya,” jelas dia.

Tujuan dibuatnya master plan penataan tersebut, kata Aris, adalah untuk menentukan zonasi merah, kuning, dan hijau PKL di Boyolali. Di Kecamatan Boyolali, beberapa tempat yang rencananya ditertibkan antara lain Simpang Lima Boyolali.

Pakai Dana CSR dan APBD

Rencananya, para PKL dibuatkan selter misalnya di barat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kridanggo. Opsi lain di depan Kantor Arsip Boyolali atau bekas Gedung Apotek Baya Husada di barat Simpang Lima Boyolali.

Selanjutnya PKL di Alun-Alun Kidul Boyolali rencananya akan direlokasi ke barat Tugu Jagung Boyolali. “Di sini, di Perda itu kan area perkantoran, tempat ibadah, sekolah, itu tidak diperbolehkan sebenarnya ada PKL. Namun, akan kami atur lebih detail agar ada win-win solution antara PKL dan Pemda,” kata dia.

Di Monumen Tiga Menara, para PKL juga akan ditata di sisi selatan. Desain selter, ungkap Aris, telah dibuat dan akan direalisasikan pada 2024 dengan dana dari corporate social responsibility (CSR) bank.

Kemudian, di depan RSUD Pandan Arang Boyolali juga akan dibuat selter berupa gedung dua lantai untuk para PKL. Lantai bawah berupa kios dan sebelah atas foodcourt yang akan dibangun dengan APBD.

Berikutnya di depan Rumah Dinas Bupati Boyolali yang biasanya banyak PKL rencananya juga disterilkan. Namun, hal tersebut menunggu persetujuan dari Bupati terlebih dahulu.

Para PKL yang berada di depan Rumah Dinas Bupati rencananya dipindah ke Taman Pandanarum di belakang rumah dinas. Terkait situasi insidental, misalnya saat Ramadan di mana Jl Merapi-Merabu macet tiap jam buka puasa, Aris mengatakan baru mempersiapkan konsep penanganannya.

“Lokasi [penggantinya] masih kami carikan yang tepat agar tidak mengganggu akses lalu lintas,” kata dia. Sementara itu, salah satu PKL timur Simpang Lima Boyolali, Gandung Sutriyono, mengatakan setuju dengan wacana penataan PKL asalkan pelaksanaan penataan adil.

Ia menjelaskan yang dimaksud adil adalah semua PKL di sekitar Simpang Lima Boyolali ditertibkan, bukan hanya di sebelah timur. Menurutnya, penataan parkir yang hanya di timur Simpang Lima Boyolali membuat omzetnya turun 50 – 70 persen per hari. Sehingga, ia meminta nantinya untuk relokasi PKL harus semuanya, tidak tebang pilih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya