SOLOPOS.COM - Petani memanen jeruk keprok di Desa Conto, Kecamatan Bulukerto, Wonogiri, Minggu (26/5/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia).

Solopos.com, WONOGIRI — Desa Conto di Kecamatan Bulukerto, Wonogiri, sudah cukup lama dikenal sebagai desa wisata dengan berbagai potensinya termasuk keindahan alam perdesaannya. Namun siapa sangka, desa ini juga dirintis menjadi sentra jeruk keprok.

Jeruk keprok dinilai sangat potensial dibudidayakan di Desa Conto. Selain perawatannya mudah, tanaman buah ini juga cukup menguntungkan. Pantauan Solopos.com pada Minggu (26/5/2024), ladang dan area perkebunan warga di Desa Conto banyak ditanami jeruk keprok.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sebagian besar tanaman itu sedang berbuah. Ada pohon yang sudah berbuah lebat dan besar, ada pula yang baru sedikit berbuah dan ukuran buah kecil. Petani Jeruk Keprok Desa Conto, Asef Ardianto, mengatakan banyak petani di Desa Conto yang menanam jeruk keprok.

Hal itu bermula pada 2018. Kala itu pemerintah desa memprogramkan penanaman jeruk kerpok. Bibit jeruk didatangkan dari Malang, Jawa Timur. Bibit dibagikan kepada para petani untuk dibudidayakan. Ada sejumlah petani yang mencangkok sendiri.

Asef menyampaikan program itu dimaksudkan untuk menjadikan Desa Conto sebagai pusat produksi jeruk keprok di Wonogiri. Lahan pertanian Desa Conto dinilai cocok sebagai tempat budi daya jeruk tersebut.

Hal ini sudah terbukti pada 1970-an di mana Desa Conto dan desa lainnya pernah menjadi sentra jeruk keprok. Apalagi tanaman ini bisa menjadi tumpang sari dengan tanaman hortikultura lain.

“Sekarang ini lagi musim-musimnya jeruk kerpok. Sejak lima tahun lalu, hasil panen jeruk keprok tahun ini paling bagus secara kuantitas. Banyak sekali yang panen,” kata Asef saat berbincang dengan Solopos.com di Desa Conto, Minggu sore.

Menurut dia, setidaknya ada 10.000 pohon jeruk keprok yang ditanam para petani. Jika dirawat dengan baik, satu pohon bisa menghasilkan 1 kuintal–1,5 kuintal jeruk. Tetapi sayangnya banyak petani yang tidak terlalu serius merawat tanaman jeruk itu. Alhasil, paling satu pohon hanya menghasilkan 50 kg jeruk.

Perputaran Uang

Saat ini harga 1 kg jeruk keprok berkisar Rp8.000-Rp20.000 di tingkat petani, tergantung ukuran dan kualitas. “Jeruk dari kebun saya, kebetulan dirawat, kami pupuk, jadi hasilnya lumayan bagus, ukurannya besar. Rasanya tidak terlalu manis, tetapi segar,” ujar pria yang juga Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Conto itu.

Asef menerangkan penjualan jeruk keprok gampang-gampang susah. Bisa gampang jika memang kualitasnya bagus. Sebaliknya bakal susah kalau kualitasnya jelek. Petani biasanya menjual langsung ke pasar atau pengepul datang langsung ke petani.

Dia mengatakan perawatan tanaman jeruk keprok sebenarnya mudah, hanya perlu dipupuk sebelum berbuah. Hama tanaman ini pun relatif minimal. “Sayangnya, banyak petani yang hanya membiarkan tanamannya tumbuh begitu saja, tanpa perawatan. Sebagian ada yang mati,” ucapnya.

Perhitungan Asef, misal dari minimal 10.000 pohon yang hidup ada 70 persennya. Kemudian diasumsikan setiap pohon menghasilkan 50 kg jeruk, paling sedikit ada perputaran uang Rp3,5 miliar setiap kali panen. “Saya yakin dua-lima tahun lagi, hasil panennya lebih banyak dari ini,” ucap dia.

Petani jeruk keprok lainnya di Desa Conto, Narti, mengatakan tanaman jeruknya memang tidak dirawat dengan baik. Dia menanam 100 bibit, tetapi saat ini sudah berkurang karena ada beberapa yang mati. Ia membiarkan tanaman itu tumbuh begitu saja di kebun tumpang sari dengan kubis dan wortel.

Pada musim panen ini, sudah beberapa kali dia menjual jeruk hingga beberapa kuintal. Satu kilogram jeruk dihargai Rp9.000. “Sudah tiga kali ini panen sejak lima tahun ditanam,” ucapnya.

Petani lainnya, Sular, menjelaskan sebenarnya asalkan ada pendampingan penanaman, petani bisa mengoptimalkan hasil panen. Permasalahannya, selama ini petani jarang sekali mendapatkan pendampingan. Akibatnya, cara menanam jeruk keprok di kebun mereka tidak optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya