SOLOPOS.COM - Perlintasan kereta api di Dukuh Karangnongko, Desa Ketandan, Kecamatan Klaten Utara, dioperasikan secara mandiri oleh warga agar tak ditutup sekaligus menjaga keamanan dan mencegah kecelakaan. Foto diambil Kamis (14/9/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Paryono, 55, dan Mujiman, 52, bergegas beranjak dari tempat duduk mereka di dalam bangunan kecil di tepi rel yang menjadi pos penjaga perlintasan KA Dukuh Karangnongko, Desa Ketandan, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Kamis (14/9/2023) siang.

Panggilan tugas datang ketika tanda kereta api segera melintas mendekati Dukuh Karangnongko berbunyi. Dengan sigap mereka berbagi tugas. Dari dalam bangunan dengan lantai dan dinding plester, Paryono memencet tombol untuk menurunkan palang pintu perlintasan yang digerakkan secara elektrik.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Suara sirene meraung dari toa mini yang terpasang pada dinding bangunan tempat Paryono mengoperasikan palang pintu perlintasan. Sementara itu, Mujiman sedikit mendekati pinggir rel dan mengamati di sisi kanan dan kiri tempat dia berdiri sembari memberi peringatan kepada pengendara untuk berhenti.

Handy talky (HT) tak pernah lepas dari genggaman penjaga palang perlintasan KA di Ketandan, Klaten, itu dan sesekali dia dekatkan ke telinga. Suara deru mesin KA semakin kencang mendekati Dukuh Karangnongko dan perlahan menjadi pelan saat KA makin menjauhi kampung itu.

Mujiman kembali memeriksa sisi kiri dan kanan untuk memastikan tak ada lagi KA yang melintas. Pria itu kembali lagi ke bangku tempat dia duduk. Paryono kembali memencet tombol dan palang pintu pun terangkat serta bunyi sirene seketika mati.

Kendaraan kembali berlalu lalang melewati perlintasan dengan aman. Dua pria yang tak lagi berusia muda itu kembali bercengkerama. Namun, telinga mereka tetap siaga mendengarkan suara dari ujung HT yang tersambung dengan jalur komunikasi antarpos penjagaan pintu perlintasan di sepanjang rel.

Paryono sesekali melihat tulisan pada buku bergaris dari dalam bangunan. Buku itu berisi jam-jam KA melintas di perlintasan Dukuh Karangnongko, Desa Ketandan. “Ini mencatat sendiri [dari setiap kereta yang melintas di Dukuh Karangnongko],” kata Paryono memberikan penjelasan dari mana dia mendapatkan jadwal KA melintas.

Bangun Pos Penjagaan

Paryono dan Mujiman merupakan penjaga pintu perlintasan KA di Dukuh Karangnongko, Desa Ketandan, Klaten. Namun, mereka bukan petugas dari PT Kereta Api Indonesia (KAI). Kedua pria itu dipercaya warga Dukuh Karangnongko, Desa Ketandan, untuk menjaga pintu perlintasan tersebut.

Saban hari kedua pria itu berbagi tugas mengamankan jalur perlintasan KA di dekat gang masuk kampung. Mereka berbagi sif dari pagi pukul 05.00 WIB-13.00 WIB dan 13.00 WIB-21.00 WIB. Selepas itu, pintu perlintasan dijaga warga sembari ronda. Ketika Lebaran tiba, jumlah petugas bertambah satu orang lagi dan pintu perlintasan dijaga selama 24 jam.

Pos penjagaan perlintasan itu dibangun secara mandiri oleh warga dan dioperasikan selama hampir tiga tahun terakhir. Sedikit demi sedikit warga membenahi pos perlintasan itu termasuk palang pintu agar jauh lebih aman.

Dana berasal dari uang jimpitan warga Dukuh Karangnongko yang dikumpulkan secara rutin. Selain itu, ada dukungan dana dari para donatur baik perseorangan maupun perusahaan. Dana yang terkumpul digunakan untuk membayar honor dua penjaga pintu perlintasan yang diberikan per bulan.

Perlintasan itu memang tak terlalu lebar. Hanya cukup dilewati satu truk engkel. Namun, perlintasan itu memiliki peran penting khususnya bagi warga Dukuh Karangnongko.

Perlintasan itu menjadi akses ekonomi, pendidikan, pertanian, hingga sosial. Selain akses warga Desa Ketandan, perlintasan itu menjadi akses warga wilayah lainnya seperti dari Kecamatan Trucuk. Jika perlintasan ditutup, warga terutama dari Dukuh Karangnongko harus memutar, melewati jalur lainnya sejauh 3 kilometer. Tentu saja itu menyusahkan warga.

Jauh sebelum ada penjaga palang perlintasan di Ketandan, Klaten, pernah terjadi beberapa kali kecelakaan kendaraan dengan KA yang melintas. Kali terakhir ada pengendara sepeda motor yang meninggal dunia setelah tertabrak KA.

Hingga akhirnya pintu perlintasan itu sempat ditutup selama dua pekan lamanya kemudian dibuka lagi. Tak ingin kecelakaan kembali terjadi dan tak ingin perlintasan itu ditutup, warga terdorong mendirikan pos penjagaan dan membayar honor bulanan petugas penjaga perlintasan itu dengan saweran alias iuran.

Urat Nadi Kampung

Bagi warga, perlintasan itu menjadi urat nadi kampung lantaran menjadi akses vital. “Sejak ini dijaga sudah tidak ada lagi kecelakaan. Kami tentu sangat terbantu,” kata salah satu warga Dukuh Karangnongko, Basri, 62.

Kepala Desa (Kades) Ketandan, Klaten Utara, Klaten, Hefi Sudarmawan, mengatakan pintu perlintasan KA itu ada penjaga sejak dua tahun enam bulan lalu. Selama ini, honor bagi penjaga itu dibiayai warga menggunakan uang jimpitan serta donasi perseorangan maupun perusahaan.

“Selama ini warga sudah lumayan untuk membiayai honor tersebut dan warga berharap honor petugas itu bisa dibiayai dari Pemkab,” kata Hefi.

Permasalahan honor penjaga perlintasan itu juga menjadi salah satu materi pembahasan pada kegiatan Jumat Curhat yang digelar Polres Klaten di dekat pintu perlintasan Dukuh Karangnongko itu, Kamis.

Kegiatan itu dihadiri Kapolres Klaten, AKBP Warsono, serta sejumlah pejabat Polres dan mengundang Dinas Perhubungan (Dishub) serta PT KAI dan perwakilan warga Ketandan.

“Di sini ada permasalahan terkait perlintasan KA tidak berpalang pintu. Namun, di perlintasan ini sudah ada upaya dari masyarakat dengan menempatkan petugas jaga pintu perlintasan KA secara mandiri atau swadaya dan dibiayai dari hasil urunan warga,” kata Kapolres.

“Ada masukan-masukan dari masyarakat dan kami coba adakan pertemuan ini. Kami libatkan instansi terkait dan berembuk bersama untuk mendapatkan solusi terbaik,” tambahnya.

Dari pertemuan itu, Dishub menyatakan honor untuk petugas penjaga pintu di Dukuh Karangnongko, Desa Ketandan, sudah diusulkan dalam perencanaan APBD 2024. “Mudah-mudahan bisa terealisasi,” kata Kapolres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya