SOLOPOS.COM - Ilustrasi sekolah SD. (Dok Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — SD negeri di Wonogiri bukannya tinggal diam menghadapi tren orang tua murid yang belakangan lebih meminati sekolah swasta untuk anak mereka. Para pengelola SD negeri terus berupaya agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Program pendidikan di luar akademik, seperti penyediaan ekstrakurikuler yang sesuai kultur masyarakat menjadi salah satunya. Dengan begitu, sekolah negeri tetap memiliki nilai tawar dan diminati masyarakat. 

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hal itu seperti yang dilakukan SDN 1 Pelem, Jatisrono, Wonogiri. Guru SDN 1 Pelem, Joko Susilo, kepada Solopos.com, Senin (3/7/2023), mengaku menyadari orang tua siswa di Wonogiri saat ini tidak hanya ingin menyekolahkan anak untuk sekadar bisa membaca dan menulis.

Orang tua menginginkan anak mereka memiliki keterampilan lain baik di bidang seni, olahraga, maupun bidang lain, misalnya agama. Menurut Joko, hal itu tampak dari banyak orang tua di Wonogiri yang enggan menyekolahkan anak mereka di sekolah yang tidak memiliki banyak program di luar akademik, termasuk SD negeri.

Kondisi itu pun ditangkap SDN 1 Pelem dengan terus berupaya memahami kebutuhan masyarakat dalam pendidikan. Joko menerangkan dalam beberapa tahun terakhir, SDN 1 Pelem sudah memetakan apa yang menjadi kebutuhan siswa dan orang tua siswa.

“Kami melakukan survei untuk mengetahui sebenarnya apa yang jadi kebutuhan mereka dalam pendidikan. Survei itu kami lakukan setiap tahun, setiap menjelang tahun ajaran baru,” kata Joko. 

Dia melanjutkan dari hasil survei itu sekolah menjadi tahu sebenarnya orang tua dan siswa itu sangat senang jika sekolah tidak hanya mengajarkan pelajaran akademik, melainkan juga nonakademik. Mereka ingin sekolah memfasilitasi siswa untuk belajar hal-hal lain yang kontekstual atau relevan dengan lingkungan sekitar. 

Program Khusus Pendidikan Agama

Misalnya, kata Joko, anak-anak diajari seni karawitan. Hal itu karena lingkungan, sosial, dan budaya di sekitar sekolah masih cukup kental dengan budaya Jawa. Selain itu, agama juga menjadi perhatian penting bagi orang tua siswa.

Ternyata, meski sekolah di SD negeri, orang tua di Wonogiri ingin anak mereka mendapatkan pendidikan agama dan bahkan diadakan program khusus. “Dari situ, kami coba memfasilitasi. Kami adakan ekstra-ekstra [ekstrakurikuler] yang relevan dengan kebutuhan mereka,” jelas dia.

Di bidang kesenian, kata Joko, ada karawitan. Di bidang agama, walaupun SD negeri, juga difasilitasi dengan mengadakan program khusus tahfiz Al-Qur’an. “Ternyata yang ikut juga banyak,” imbuhnya.

Cara-cara itu, menurut Joko, cukup efektif untuk membuat orang tua siswa tetap percaya kepada SDN 1 Pelem. Bahkan dia mengklaim SDN 1 Pelem sejak sekitar 2017 menjadi salah satu SD favorit di Jatisrono.

Orang tua siswa yang ingin menyekolahkan SDN 1 Pelem pun tidak hanya dari desa setempat, melainkan luar desa, bahkan luar kecamatan. “Waktu PPDB [pendaftaran peserta didik baru] tahun ajaran baru ini, kami sampai menolak beberapa calon siswa dari desa/kecamatan sebelah. Mereka kami arahkan untuk mendaftar di SD terdekat dengan rumah,” ujar dia.

Joko menyebut saat ini jumlah siswa SDN 1 Pelem sebanyak 135 anak. Dia tidak memungkiri ada penurunan populasi anak usia masuk SD di Wonogiri, sehingga anak yang masuk ke SD pun sedikit.

Tetapi hal itu bukan berarti sekolah berhenti berinovasi dan tidak mencoba relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sebab pada kenyataanya, banyak orang tua yang menyekolahkan anak mereka ke SD swasta karena dinilai memberikan fasilitas yang lebih baik ketimbang SD negeri di Wonogiri.

Populasi Anak Masuk SD Menurun

“Ini harus disadari SD negeri, mencoba tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat itu jadi kunci sekolah tetap memiliki nilai tawar,” katanya.

Kepala Sekolah SDN II Watugunung, Baturetno, Gito, mengungkapan hal serupa. Meski populasi anak usia masuk SD terus menurun, sekolah harus tetap berupaya mengerti kebutuhan masyarakat.

Dia mencontohkan di SD yang ia pimpin semua siswa yang beragam Islam diajak untuk membaca iqra’ setiap hari. Itu mengajarkan anak untuk belajar membaca Al-Qur’an.

Hal itu dilakukan karena memang orang tua sangat senang anak mereka bisa mengaji. Dia tidak memungkiri banyak orang tua di beberapa daerah yang menyekolahkan anak mereka ke SD swasta karena banyak program yang ditawarkan. 

“Kami berupaya untuk tetap relevan dengan masyarakat. Warga di sekitar sekolah kerap kami libatkan di acara atau program-program sekolah. Dengan begitu, mereka juga memiliki rasa memiliki,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wonogiri, Gino, mengatakan sudah mendorong SD-SD negeri untuk memberikan layanan pendidikan yang inovatif agar masyarakat tetap berminat sekolah di SD negeri.

Misalnya, sekolah menyediakan ekstrakurikuler dalam bidang agama, seni budaya, dan olahraga. “Tetapi memang, belum semua SD negeri bisa menyelenggarakan seperti apa yang kita harapkan dan bimbingkan kepada mereka. SD-SD yang mampu memberikan pelayanan maksimal, pada kenyataannya berdampak pada penerimaan siswa [mendapatkan siswa banyak],” kata Gino.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya