Soloraya
Kamis, 21 April 2022 - 20:37 WIB

Tak Pengin Kena Macet, Perantau Mudik Gasik ke Sukoharjo

R Bony Eko Wicaksono  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Mudik (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sebagian perantau atau kaum boro memilih pulang ke kampung halamandi Kabupaten Sukoharjo lebih awal lantaran tak ingin terjebak kemacetan arus lalu lintas di jalur mudik. Gelombang mudik para perantau diperkirakan terjadi hingga sehari menjelang Lebaran.

Para perantau memilih pulang kampung lebih awal ke Sukoharjo pada permulaan dan pertengahan bulan puasa. Sebagian para perantau berasal dari luar Jawa mulai Medan, Balikpapan, hingga Makasar. Mereka ingin lebih lama menghabiskan waktu bersama keluarga untuk merayakan Lebaran.

Advertisement

Salah seorang pengurus Paguyuban Perantara Selindo, Giyarno Dwi Atmojo, mengatakan sebagian perantau tiba di Desa Juron, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, pada awal April lalu. Mereka berasal dari luar Jawa. Beberapa waktu kemudian, para perantau lainnya juga tiba di tanah kelahiran.

Baca juga: 1.000 Paket Sembako Dijual Murah untuk Warga Tak Mampu di Sukoharjo

“Lebaran pada tahun ini berbeda dibanding 2020 dan 2021. Tak ada lagi larangan mudik dan penyekatan dari pemerintah. Jadi diprediksi terjadi kemacetan atau penumpukan kendaraan di jalur mudik. Nah, sebagian perantau yang tiba di kampung halaman tak ingin terjebak kemacetan arus lalu lintas,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (21/4/2022).

Advertisement

Hiburan Rakyat

Dia menyebut para perantau yang berasal dari wilayah Jakarta dan sekitarnya, Jawa Barat, dan Jawa Timur diperkirakan tiba di kampung halaman sepekan menjelang Lebaran. Biasanya, mereka menempuh perjalanan jauh menggunakan mobil.

Saat pulang kampung, para perantau kerap menyelenggarakan hiburan rakyat saat acara halalbihalal seperti wayang kulit. Dana operasional berasal dari patungan para kaum boro. “Rencananya, para perantau bakal menggelar kegiatan halalbihalal pada 3 Mei. Kami masih berkomunikasi dengan beberapa perantau sukses untuk memastikan pelaksanaan halalbihalal,” ujar dia.

Baca juga: Ini Daftar Rest Area Tol Jakarta – Solo, Buat Istirahat Pas Mudik

Advertisement

Sebagai informasi, Desa Juron dikenal sebagai kampung perantau di Sukoharjo. Jumlah perantau asal Desa Juron lebih dari 2.500 orang. Mereka tersebar di sejumlah daerah di Tanah Air seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung. Selain itu, para perantau yang mengais rezeki di luar Jawa cukup banyak. Mereka tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.

Namun mereka tak pelit untuk mengucurkan dana segar demi memajukan tanah kelahiran. Misalnya, membeli mobil ambulans, mengaspal jalan perdesaan dan membangun masjid. “Kami menyumbang satu unit mobil ambulans untuk mempercepat penanganan warga yang hendak berobat ke rumah sakit pada 2021,” papar Giyarno.

Kepala Desa Juron, Sarbini Sigit Budiyanto, mengatakan sebagian perantau ada yang tak bisa pulang kampung selama dua tahun pada 2020 dan 2021 akibat wabah Covid-19. Pada tahun ini, mereka berencana pulang kampung untuk merayakan Lebaran bersama keluarga dan bersilaturahmi dengan masyarakat setem

Baca juga: Macet 1 Km di Tol saat Mudik Lebaran, Menhub: Gratis!

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif