Soloraya
Rabu, 2 Desember 2020 - 14:02 WIB

Tak Punya Kartu Tani, Petani Karanganyar Keluhkan Sulitnya Dapat Pupuk Bersubsidi

Candra Mantovani  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani di Tuban, Gondangrejo, membajak sawah mereka pada musim tanam III atau musim tanam musim hujan Rabu (2/12/2020). (Solopos.com/Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Beberapa petani di Karanganyar masih berkutat pada permasalahan sulitnya mendapatkan pupuk di musim tani (MT) III saat musim penghujan 2020. Salah satu penyebabnya adalah masih ada petani yang belum memiliki Kartu Tani.

Keluhan itu salah satunya diungkapkan petani asal Tuban, Gondangrejo, Tukiman, 75, yang mengaku sulit mendapatkan pupuk bersubsidi. Kesulitan ini lantaran dia tidak tidak memiliki Kartu Tani sehingga tidak bisa menebus pupuk bersubsidi. Dia terpaksa membeli pupuk nonsubsidi yang harganya lebih tinggi.

Advertisement

Polres Karanganyar Minta Siskamling Kembali Digalakkan Untuk Tekan Penyebaran Covid-19

“Sebenarnya kalau soal musim hujan tidak ada kendala terkait air. Genangan berlebihan di sawah juga tidak ada. Masalahnya pupuk saja. Saya sulit mendapatkan pupuk karena belum punya Kartu Tani. Sudah diurus, tapi belum tahu sudah jadi apa belum. Kalau pupuk nonsubsidi itu ada, tapi harganya lebih mahal,” beber dia ketika ditemui Solopos.com, di sawahnya, Rabu (2/12/2020).

Senada diungkapkan petani lainnya, Suyadi, 50, yang juga mengaku belum bisa mendapatkan pupuk bersubsidi lantaran belum memiliki Kartu Tani. Sehingga, dia membeli pupuk nonsubsidi yang harganya melambung dua kali lipat pada periode MT III.

Advertisement

Izin Ortu Masih Jadi Syarat Wajib Siswa untuk Ikut Pembelajaran Tatap Muka

“Masalah atau kendala yang saya alami tetap soal pupuk. Saya tidak punya Kartu Tani, jadi tidak bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. Jadinya pakai yang nonsubsidi. Itu saja harganya sudah mahal sekali. Naiknya saat musim tanam ini. Di musim tanam sebelumnya itu, harganya Rp3.000 per kilogramnya [pupuk]. Sekarang itu, per kilogram sudah ganti harga jadi Rp6.500 hingga Rp7.000. Saya tidak tahu kenapa harganya bisa sampai semahal itu,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif