SOLOPOS.COM - Kendaran roda empat diparkir di bahu jalan kampung wilayah Banjarsari, Solo, Selasa (10/1/2023). (Solopos/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO — Masalah parkir mobil di jalan kampung wilayah Solo diakui sejumlah warga sangat mengganggu dan menghalangi akses karena jalan menjadi sempit.

Namun kebanyakan warga memilih diam karena sungkan untuk menegur atau mengingatkan pemilik mobil agar tak memarkir kendaraan di jalan. Di sisi lain, pemilik mobil memarkir kendaraannya di jalan depan rumah ternyata bukan melulu karena tak punya garasi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Tak sedikit warga pemilik mobil yang sengaja memarkir kendaraan mereka di jalan depan rumah dengan alasan kepraktisan atau garasinya tidak muat karena memiliki lebih dari satu mobil.

Pantauan Solopos.com di sejumlah gang kampung wilayah Solo, Selasa (10/1/2023), masih banyak warga yang parkir mobil di jalan depan rumah. Mobil-mobil itu memakan bahu jalan sehingga membuat jalan menjadi lebih sempit.

Salah satu warga yang memarkir mobilnya di jalan adalah Ismail. Pria berusia 52 tahun yang tinggal di wilayah Sondakan, Laweyan, Solo, ini menjelaskan alasannya memarkir mobil di depan rumah meski punya garasi.

Ia menyebut alasan utamanya terkait aksesibilitas. “Kalau diparkir di luar lebih gampang kalau mau keluar semisal mengantar istri atau menjemput anak bisa lebih cepat. Tapi kalau malam biasanya saya masukkan ke garasi supaya lebih aman,” ujarnya kepada Solopos.com.

Warga lainnya yang tinggal di wilayah Pucangsawit, Jebres, Solo, Wildan, juga kerap parkir mobil di jalan depan rumahnya. Bukan karena tidak memiliki garasi tapi karena garasinya tidak muat menampung dua mobil miliknya.

Ia terpaksa memarkir salah satu mobilnya di depan rumah. Pria berusia 32 tahun itu mengaku sudah meminta izin kepada ketua RT untuk menghindari konflik dengan tetangga.

“Saya sudah izin ke RT kalau mau parkir di depan rumah karena memang enggak muat kalau di garasi dan sejauh ini tidak ada keluhan dari warga atau tetangga,” ulasnya.

Sahrizal, salah satu Ketua RT di Kelurahan Pucangsawit, Jebres, Solo, mengaku tidak bisa melarang warganya yang memiliki mobil untuk parkir kendaraan di jalan depan rumah.

Parkir Komunal

“Kalau di sini, banyak warga yang punya mobil tapi garasinya enggak ada. Ya memang sebenarnya merepotkan warga yang lain, tapi kok mau ditegur aturannya juga belum ada yang tertulis,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa.

Warga yang memiliki mobil tetapi tidak memiliki garasi, menurut Rizal, tidak lepas dari kebutuhan keluarga yang memiliki mobil tersebut.

“Yang begitu itu biasanya punya anak satu, terus beli mobil supaya nyaman. Tetapi kalau mau bikin garasi di rumahnya itu ruangnya enggak cukup atau dananya enggak ada. Ya kami memaklumi, tapi sudah terlalu banyak yang kasusnya begitu,” terangnya.

Sahrizal menawarkan solusi berupa tempat parkir komunal yang bisa dimanfaatkan bersama-sama. Tetapi ia juga menyadari harga lahan di Solo yang mahal membuat idenya sulit terwujud.

“Sebenarnya bisa kalau parkir komunal begitu jadi satu tempat untuk parkir warga satu RT misalnya, tapi ya harga tanah sekarang mahal di Solo. Jadinya ya memang agak susah,” keluhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemkot Solo saat ini tengah membahas peraturan daerah atau perda yang mengatur penertiban parkir mobil di jalan kampung. Pemkot juga akan mewajibkan warga yang punya mobil untuk memiliki garasi sendiri.

Pembahasan aturan itu tidak lepas dari banyaknya aduan warga terkait mobil yang diparkir di jalan kampung karena dianggap mengganggu. Bahkan, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut kebiasaan parkir mobil di jalan kampung rawan memicu perselisihan antarwarga satu RT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya