Soloraya
Rabu, 10 Juni 2020 - 08:15 WIB

Tak Semua Sekolah di Sragen Bisa Gelar KBM secara Sif, Solusinya?

Muh Khodiq Duhri  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sekolah (freepik)

Solopos.com, SRAGEN -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen melontarkan wacana akan menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah dalam dua sif untuk mencegah penularan Covid-19.

Namun tidak semua sekolah bisa melaksanakan KBM secara sif sebagaimana diwacanakan Disdikbud Sragen.

Advertisement

Kepala SDIT Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, Rosit Mustofa, mengatakan dengan tambahan 224 siswa baru, maka jumlah siswa di sekolah yang dipimpinnya mencapai 1.085 siswa. Mereka tersebar di 35 kelas.

Sragen Zona Kuning Covid-19, Besok Mulai New Normal

Advertisement

Sragen Zona Kuning Covid-19, Besok Mulai New Normal

Sebelum terjadi pandemi Covid-19, para siswa ini biasa mengikuti KBM mulai pukul 07.00 WIB hingga 14.00 WIB.

Meski KBM selesai pada pukul 14.00 WIB, para siswa tetap aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang berlangsung hingga pukul 16.00 WIB.

Advertisement

Grup Musik Wonogiri Bikin Lagu Bertema Corona

Hingga kini, manajemen SDIT Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen belum mengambil keputusan terkait skenario yang akan diambil saat kenormalan baru dijalankan.

Kendati begitu, besar kemungkinan SDIT Birrul akan tetap mempertahankan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring.

Advertisement

“Para guru akan memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah. Para siswa cukup berangkat sekolah satu kali dalam dua pekan. Saat mereka masuk, akan ada tes tersendiri untuk mengukur sejauh mana perkembangan belajar siswa di rumah. Jadi, belajar atau tidak dan menambah hafalan atau tidak selama di rumah, tetap akan ketahuan karena ada tes ketika masuk,” jelas Rosit.

Dibuka Jalur Afirmasi, SKTM dari Desa Tak Berlaku di PPDB Klaten

Sementara itu, Kepala SMPN 4 Sragen, Nining Kristanti, mengaku masih menunggu petunjuk teknis terkait KBM di tengah pandemi.

Advertisement

Target Materi

Dia menilai pemadatan jam mengajar supaya KBM bisa terlaksana secara bergilir bukan tanpa kelemahan.

“Dengan waktu belajar normal saja kadang masih harus kerja keras mencapai target penyampaian materi sesuai tuntutan kurikulum. Kalau jadwal belajar dipadatkan tentu harus lebih kerja keras lagi. Solusinya mungkin sebagian tugas di sekolah bisa dikerjakan di rumah,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif