SOLOPOS.COM - Para warga di wilayah Desa Gilirejo Baru, Miri, Sragen, bersama-sama menyembelih seekor sapi untuk hewan kurban, Kamis (29/6/2023). (Istimewa/Ahmadi)

Solopos.com, SRAGEN — Warga se-Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Sragen, berkurban seekor sapi plus 50 ekor kambing pada momentum Iduladha 2023. Dari puluhan ekor kambing itu, 24 ekor di antaranya merupakan bantuan dari luar daerah.

Jumlah hewan kurban di Gilirejo Baru terhitung masih minim bila dibandingkan dengan jumlah hewan kurban di perkotaan Sragen. Gilirejo Baru merupakan desa di ujung barat Sragen, berbatasan dengan wilayah Kabupaten Boyolali. Akses menuju ke desa ini harus melewati jalan dari wilayah Kacangan, Boyolali.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Bayan Gilirejo Baru, Ahmadi, menyampaikan desanya merupakan salah satu desa dengan kemiskinan ekstrem di Kecamatan Miri. Jumlah keluarga pokok di Gilirejo Baru sebanyak 840 keluarga tetapi bila beserta keluarga manding (keluarga yang belum pisah kartu keluarga) maka jumlahnya bisa di atas 1.000 keluarga.

“Jumlah hewan kurban itu kalau dihitung dengan jumlah keluarga bisa merata meskipun minim. Gilirejo Baru ini ada 16 RT atau delapan dukuh. Setiap RT ada kurban kambingnya. Khusus di Dukuh Gondanglegi, ada satu ekor sapi untuk empat RT dengan jumlah keluarga 35-45 keluarga per RT. Yang berkurban sapi satu ekor itu perantauan yang asli sini,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Jumat (30/6/2023).

Dia bersyukur Gilirejo Baru mendapatkan bantuan hewan kurban dari luar desa sebanyak 24 ekor kambing. Kalau kurban kambing dari warga Gilirejo Baru hanya sekitar 25 ekor. “Meskipun masih minim, alhamdulillah semangat warganya tetap bagus. Kami berterima kasih kepada Bupati karena infrastruktur ke Gilirejo Baru sudah bagus,” jelasnya.

Hewan Kurban Desa Banyurio

Kondisi berbeda terjadi di desa di ujung timur laut Sragen, yakni Banyurip, Kecamatan Jenar, Sragen. Meskipun ada satu RT yang berkurban satu ekor kambing, tetapi secara umum hewan kurban di desa ini relatif merata karena ada 15 masjid.

Tokoh masyarakat Banyurip, Jarwanto, mengatakan di Masjid Asslaman di Dukuh Kedu ada dua ekor sapi, Masjid Al Hikmah Kedungwaduk  satu sapi dan satu kambing, Musala Arrohman Gobang empat kambing,  Masjid Baiturrohim Gobang satu sapi, Masjid Al Mukmin Banyurip empat sapi dan lima kambing. Selanjutnya di Masjid Al Fath Plosombo satu sapi dan lima kambing, Masjid Al Hikmah Betek satu sapi dan tiga kambing, di Masjid Baitul Khasanah Betek  satu sapi dan tiga kambing; Masjid Al Ikhsan Ngingkung satu sapi, Masjid Al Ikhlas Jarak satu sapi dan sembilan kambing.

Di Masjid At-Taqwa Doro satu sapi dan 10 kambing, Masjid Al Itikad Sidomulyo duasapi dan tiga kambing, Masjid Baiturrohman Bungkus satu sapi dan tiga kambing, Masjid Miftahul Huda Genengsari satu kambing, dan Masjid Nurul Yaqin Sempu satu sapi.

“Khusus di Masjid Miftahul Huda Genengsari ini hanya satu RT, yakni RT 016, bisa kurban satu kambing saja,” katanya.

Di ujung utara Sragen, tepatnya Desa Sigit, Kecamatan Tangen, ada 15 ekor sapi dan 32 kambing untuk kurban. Kepala Desa Sigit, Wardoyo, menyampaikan estimasi jumlah hewan kurban di Sigit menurun bila dibandingkan tahun lalu, terutama jumlah kambingnya. Tahun lalu ada lebih dari 50 ekor kambing tetapi sapinya kurang dari 10 ekor.

“Dengan hewan kurban sebanyak itu bisa merata di 23 RT meskipun tidak banyak. Desa Sigit juga mendapat satu ekor sapi dari BKK Karangmalang yang diarahkan ke Dukuh Keongan karena hewan kurbannya masih minim,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya