SOLOPOS.COM - ilustrasi (Aries Susanto/dok/Espos)

ilustrasi (Aries Susanto/dok/Espos)

SOLO- Penggalian pipa sanitasi di wilayah Kota Solo yang melewati jalan raya provinsi dinilai tak sesuai prosedur. Pasalnya, area bekas penggalian pipa sanitasi dianggap sering menyebabkan penurunan tanah menyebabkan jalan raya provinsi yang melintasi Kota Solo mengalami kerusakan.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Kepala Seksi (Kasie) Jalan  Balai Pelaksana teknis (BPT) Bina Marga Wilayah
Solo, Purwanto, Rabu (29/8/2012), mengatakan kerusakan jalan raya jalur provinsi akibat penggalian pipa sanitasi menduduki persentasi yang cukup tinggi. Biasanya jalan raya provinsi, menurutnya berumur hingga lima tahun. Namun akibat prosedur pengembalian yang tak sempurna saat penggalian sanitasi, jalan provinsi di wilayah Solo setiap setahun sekali mengalami kerusakan yang cukup parah.

“Tanahnya mengalami penurunan dan jalannya jadi rusak. Pembenahan tetap kami lakukan setahun sekali. Tapi kalau penggalian sesuai prosedur kan biayanya bisa untuk yang lain,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com, Rabu, di ruang kerjanya.

Purwanto menambahkan kekeliruan yang dilakukan oleh satuan kerja (satker) yang menangani penggalian itu ialah pada prosedur pengembalian tanah yang tak sempurna. Sementara, menurutnya kerusakan akibat penggalian itu biasanya yang mengurusi Bina Marga, bukan satker yang bersangkutan. “Kami sebenarnya tidak mempersulit, tapi ya setiap penggalian seharusnya sesuai prosedur agar tidak merugikan,” tambahnya.

Sementara, Direktur Utama (Dirut) Pengelolaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo, Singgih Triwibowo, Rabu, membantah bahwa penggalian pipa sanitasi tak sesuai prosedur. Menurutnya penurunan tanah di jalan raya bukan karena kesalahan teknis saat penggalian pipa. Melainkan karena faktor alam.

“Konsolidasi tanah dan tanah menjadi turun itu bisa saja terjadi,” tegasnya saat ditemui Solopos.com, Rabu, di kantornya.

Lebih lanjut, menurut Singgih, Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) Semarang yang melakukan proyek pembangunan itu juga bertanggungjawab atas kerusakan jalan. Setiap ada kerusakan, kata dia, PDAM Solo sebagai pihak pengelola selalu berkoordinasi dengan satker untuk memperbaiki jalan tersebut.

“Satker tentunya selalu mengadakan perbaikan jalan. Kalau penggalian yang menjorok ke jalan, itu karena banyaknya jaringan utilitas kota lainnya. Yang pasti keuntungan penggalian pipa ini lebih besar dibandingkan akibat insidentil yang ditimbulkan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya