Soloraya
Senin, 7 Oktober 2019 - 20:35 WIB

Tak Tahan Asap, 4 Keluarga di Mojosongo Solo Mengungsi

Mariyana Ricky  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kampung Jatirejo RT 003/RW 039 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo. (Solopos/Mariyana Ricky PD)

Solopos.com, SOLO -- Empat keluarga di Kampung Jatirejo RT 003/RW 039 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, mengungsi karena tak tahan dengan asap kebakaran TPA Putri Cempo.

Kampung yang berjarak sepelemparan batu dari TPA itu ditinggali 36 keluarga dengan 200-an jiwa. Selama kebakaran TPA, asap yang tertiup angin berembus hingga permukiman.

Advertisement

Baca juga: Warga Plesungan Karanganyar Terdampak Kabut Asap Capai Ribuan Orang

Asap putih yang terkadang hitam pekat dan berbau menyengat itu kerap membuat sesak napas. Warga setempat, Heriyanto, 45, mengatakan asap pekat itu muncul pada sore hingga malam hari.

Advertisement

Asap putih yang terkadang hitam pekat dan berbau menyengat itu kerap membuat sesak napas. Warga setempat, Heriyanto, 45, mengatakan asap pekat itu muncul pada sore hingga malam hari.

Warga bahkan enggak mau tinggal di dalam rumah dan memilih tidur di musala karena lebih terbuka. “Keluarga dengan balita pilih mengungsi. Hal tersebut sudah kami alami selama dua bulanan ini Kebakaran terjadi setiap kemarau,” kata dia.

Warga lain, Lasno Widodo, 49, menyampaikan hingga saat ini upaya Pemkot Solo belum bisa mengurangi asap maupun titik api di TPA. Ia mengaku hanya bisa pasrah.

Advertisement

Selain membuat sesak napas, asap kebakaran juga membuat kepala pusing dan mata perih. Lasno mengaku baru setahun tinggal di kampung tersebut dan dua kali mengalami kejadian ini.

"Saya dan beberapa warga lain pindah ke sini karena dampak penataan Kali Anyar,” imbuhnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo, Sri Wardhani Purwowidjojo, menyebut sudah mendistribusikan masker bagi warga terdampak kebakaran TPA Putri Cempo.

Advertisement

Baca juga: Konser Didi Kempot di Bekraf Festival Solo Diwarnai Kericuhan

Warga terdampak asap bukan hanya warga Solo, ada juga di Karanganyar sehingga membutuhkan koordinasi antarwilayah. "Kami terus menerjunkan tim untuk mendinginkan,” kata dia.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Solo, Gatot Sutanto, menyebut ada titik api baru di sisi timur, di tumpukan sampah baru.

Advertisement

“Titik api sebelumnya itu di sisi barat. Pemadaman di sisi timur ini sulit karena sampahnya masih baru, sulit dilalui kendaraan maupun petugas. Salah-salah, petugas kami yang terperosok,” ungkapnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif