Soloraya
Senin, 10 Juni 2013 - 16:08 WIB

Tak Tegas Pedagang Bermobil, Pedagang Pasar Cinderamata Ancam Boikot Retribusi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aktivitas bongkar muat menggunakan mobil di kawasan Alun Alun Utara, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo, Senin (10/6/2013). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Aktivitas bongkar muat menggunakan mobil di kawasan Alun Alun Utara, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo, Senin (10/6/2013). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO — Pedagang Pasar Cinderamata mengancam boikot membayar retribusi kepada Pemkot Solo. Ancaman menolak bayar retribusi itu akibat ketidaktegasan Pemkot menertibkan pedagang pakaian bermobil di Alun-alun Utara yang makin marak.

Advertisement

“Kalau keberadaan pedagang bermobil dibiarkan terus, kami siap melakukan protes terhadap Pemkot. Protes itu dalam bentuk penolakan membayar retribusi,” papar Sekretaris Himpunan Pedagang Taman Parkir Pasar Klewer (HPTPPK) atau lebih dikenal Pedagang Pasar Cinderamata, Ahmad Fatoni, saat ditemui di kiosnya, Senin (10/6/2013).

Fatoni menegaskan opsi boikot bayar retribusi yang dilakukan pedagang merupakan langkah terakhir. Selama ini, kata dia, pihaknya telah meminta kepada Pemkot untuk menertibkan pedagang pakaian bermobil yang berjualan tiap Senin dan Kamis.

“Aktivitas mereka (pedagang bermobil) jual beli di Alun-alun Utara melanggar beberapa aturan. Antara lain tentang aturan cagar budaya, aturan perda PKL, UU lalu lintas dan aturan parkir. Dampaknya cukup besar dirasakan pedagang Pasar Cinderamata dan Pasar Klewer, pembeli jadi sepi, jam segini biasanya ada pembeli, sekarang belum ada satu pun yang datang,” kata dia.

Advertisement

Dia menuding aparat terkait tidak tegas menindak ratusan pedagang bermobil di Alun-alun. Sehingga keberadaan pedagang pakaian masih saja berjualan di teras mobil.

“Buktinya, mereka tidak jera atas tindakan dari petugas. Perlu diketahui, pedagang bermobil itu memotong distribusi pembeli yang semestinya mampir ke kios dan los Pasar Klewer dan Pasar Cinderamata. Ya logikanya, pembeli memilih barang yang harganya selisih lebih murah dibandingkan di dalam pasar,” jelas Fatoni.

Pedagang pasar tradisional yang semestinya memperoleh hak dan dilindungi oleh Pemkot, kata Fatoni, seolah diabaikan dengan hadirnya pedagang bermobil di Alun-alun Utara.

Advertisement

“Hari pasaran pedagang pasar di sini itu hari Senin dan Kamis. Dan dua hari itu yang sangat ditunggu oleh pedagang pasar. Tapi dengan keberadaan pedagang bermobil, hari pasaran pedagang seolah direbut begitu saja. Kalau melihat ke belakang, keberadaan pedagang bermobil itu awalnya hanya distributor. Setelah mengenal sendiri dengan pembeli, mereka justru membuka lapak di mobil,” pungkas Fatoni.

Simak berita menarik lainnya : http://digital.solopos.com/file/10062013/

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif